Video yang diposting ke Facebook tersebut menunjukkan berang-berang sungai raksasa itu berenang dengan tenang. Kepalanya terangkat ke atas dan ke bawah saat hewan petualang itu turun ke bawah permukaan air dan sesekali kembali untuk mencari udara. Pada satu titik, berang-berang itu masuk ke bawah air dan kamera berbalik untuk menemukannya muncul lagi beberapa ratus kaki dalam hitungan detik.
Di Martino mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada The Guardian bahwa dia sangat senang dengan penampakan berang-berang sungai raksasa itu. Secara ilmiah, spesies itu dikenal sebagai Pteronura brasiliensis.
“Itu adalah kejutan besar,” katanya. "Saya tidak percaya. Perasaan luar biasa dari begitu banyak kebahagiaan. Saya tidak tahu apakah saya harus mencoba mengikutinya atau bergegas kembali ke stasiun kami untuk memberi tahu yang lain."
Menurut siaran pers dari Fundación Rewilding Argentina, berang-berang sungai raksasa dianggap sebagai "berang-berang terbesar di dunia." Berang-berang dewasa dapat tumbuh setinggi 1,8 meter, atau hampir 6 kaki, dan berat 33 kilogram, atau lebih dari 72 pon.
Baca Juga: Babi Terkecil di Dunia, yang Sempat Dikira Punah, Kembali ke Alam
"Di Argentina dianggap punah dan di seluruh dunia terancam punah," lapor organisasi itu. Mereka juga mencatat bahwa penampakan terakhir dari spesies berang-berang itu di Sungai Bermejo adalah "setidaknya 100 tahun [yang lalu]."
Menurut laporan dari Mongabay News, berang-berang sungai raksasa kini terancam punah akibat penjajahan Eropa di Argentina, terutama "karena tekanan perburuan." Meskipun Fundación Rewilding Argentina sempat menampung beberapa spesies berang-berang itu di penangkaran, terakhir kali mereka terlihat di alam liar adalah pada tahun 1980-an di Provinsi Misiones.
Di Martino menulis dalam sebuah pernyataan kepada The Guardian bahwa tidak segera jelas dari mana asal berang-berang itu. Populasi berang-berang raksasa terdekat yang diketahui, yang terancam punah secara global, berada di Pantanal Paraguay, yang dapat terhubung dengan sungai ini dari jarak lebih dari 1.000 kilometer.
"Itu penjelasan yang paling sederhana," kata Di Martino kepada The Guardian. "Kemungkinan lainnya adalah ada sisa populasi spesies di Argentina yang tidak terdeteksi. Hewan-hewan ini hidup dalam kelompok keluarga, dan ini adalah individu soliter, yang menurut kami berasal dari suatu kelompok."
"Alam memberi kita momen seperti ini hampir setiap hari," tambah Fundación Rewilding Argentina di Facebook. "[Alam] terus memberi kita kejutan, menunjukkan kepada kita bahwa [berang-berang] itu bertahan dan, jika kita membantunya sedikit, ia dapat pulih."
Baca Juga: Terakhir Muncul pada 1980-an, Spesies Berang-berang Ini Muncul Lagi
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Newsweek,Mongabay.com,The Guardian |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR