Riset terbaru ini menunjukkan bahwa penurunan volume otak pada orang-orang Tsinami jauh lebih lambat daripada orang-orang di Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini menunjukkan kehidupan tradisional mereka telah menurunkan risiko gangguan kognitif, penurunan fungsional, dan demensia pada otak mereka.
"Orang-orang Tsimane telah memberi kita eksperimen alami yang luar biasa tentang efek gaya hidup moderen yang berpotensi merugikan pada kesehatan kita," kata ahli saraf Andrei Irimia dari University of Southern California, seperti dilansir Science Alert.
"Temuan ini menunjukkan bahwa atrofi otak dapat diperlambat secara substansial oleh faktor gaya hidup yang sama yang terkait dengan risiko penyakit jantung yang sangat rendah."
Baca Juga: Penemuan Mengejutkan, Amazon Sudah Jadi Sumber Pencemar Udara di Dunia
Meskipun dapat dimengerti bahwa manfaat kardiovaskular yang dinikmati oleh orang-orang Tsimane kemungkinan akan terkait dengan peningkatan kesehatan lainnya, hasil penelitian baru ini tetap sedikit mengejutkan.
Dalam studi ini, para peneliti yang terlibat dengan Tsimane Health and Life History Project Team memeriksa 746 orang dewasa Tsimane, berusia antara 40 dan 94 tahun. Tim peneliti mengatur agar orang-orang Tsimane tersebut menjalani CT scan untuk menghitung volume otak mereka.
Pemindaian ini melibatkan peserta dalam perjalanan bus dua hari ke kota terdekat dengan fasilitas CT. Hasilnya, rata-rata, individu Tsimane mengalami pengurangan volume otak yang lebih lambat seiring bertambahnya usia, jika dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang dianalisis dalam penelitian sebelumnya. Kelompok-kelompok manusia yang dimaksud adalah populasi dari Hamburg (Jerman), St. Louis (Amereka Serikat), dan Rotterdam (Belanda).
Baca Juga: Sains Terbaru, Rahasia Umur Panjang Masyarakat Pedalaman Bolivia
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR