Oculudentavis sangat aneh. Namun, sulit untuk mengkategorikan spesies ini tanpa melakukan pemeriksaan dekat terhadap bagian-bagian tubuhnya, kata Bolet.
"Spesimen itu membingungkan kita semua pada awalnya karena jika itu kadal, itu sangat tidak biasa," katanya dalam siaran pers institusinya, seperti dilansir EurekAlert!.
Bolet dan sesama ahli kadal dari seluruh dunia pertama kali mencatat spesimen tersebut saat mempelajari koleksi fosil amber yang diperoleh dari Myanmar oleh ahli permata Adolf Peretti. Penambangan dan penjualan amber Burma sering terjerat dengan pelanggaran hak asasi manusia. Namun Peretti membeli fosil tersebut secara legal sebelum konflik pada tahun 2017.
Herpetologis Juan Diego Daza memeriksa tengkorak kecil yang tidak biasa yang terawetkan dari spesimen tersebut. Ada juga sebagian kecil tulang belakang dan tulang bahunya.
Daza bingung dengan fitur-fitur yang aneh dari spesimen tersebu. Mungkinkah itu sejenis pterodactyl atau mungkin kerabat purba kadal monitor?
"Sejak kami mengunggah CT scan pertama, semua orang memikirkan apa yang bisa terjadi," kata Daza, asisten profesor ilmu biologi di Sam Houston State University. "Pada akhirnya, melihat lebih dekat dan analisis kami membantu kami memperjelas posisinya."
Baca Juga: Langka, Kadal Lidah Biru Berkepala Dua Ditemukan di Australia
Petunjuk utama bahwa hewan misterius itu adalah kadal antara lain keberadaan sisiknya. Selain itu, spesies tersebut memiliki gigi yang menempel langsung ke tulang rahangnya, bukan bersarang di rongga mulutnya seperti gigi dinosaurus. Petunjuk lainnya adalah struktur mata dan tulang bahunya yang seperti kadal dan juga tulang tengkoraknya yang berbentuk tongkat hoki yang secara universal dimiliki oleh reptil bersisik, yang juga dikenal sebagai squamates.
Tim juga menentukan tengkorak kedua spesies telah berubah bentuk selama pengawetan. Moncong Oculudentavis khaungraae terjepit menjadi lebih sempit. Profilnya lebih mirip paruh sementara tempurung otak O. naga yang terkompresi.
Distorsi-distoris tersebut menyoroti fitur mirip burung di satu tengkorak dan fitur mirip kadal di tengkorak lainnya, kata rekan penulis studi Edward Stanley, direktur Digital Discovery and Dissemination Laboratory di Florida Museum of Natural History.
Source | : | eurekalert.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR