"Bayangkan mengambil kadal dan mencubit hidungnya menjadi bentuk segitiga," kata Stanley. "Itu akan terlihat lebih seperti burung."
Proporsi tengkorak burung Oculudentavis, bagaimanapun, tidak menunjukkan bahwa itu terkait dengan burung, kata rekan penulis studi Susan Evans, profesor morfologi vertebrata dan paleontologi di University College London.
"Meskipun memperlihatkan tengkorak berkubah dan moncong panjang dan meruncing, itu tidak menunjukkan karakter fisik yang berarti yang dapat digunakan untuk mempertahankan hubungan dekat dengan burung, dan semua fiturnya menunjukkan bahwa itu adalah kadal," katanya.
Sementara tengkorak kedua spesies tidak mirip satu sama lain pada pandangan pertama, karakteristik bersama mereka menjadi lebih jelas ketika para peneliti secara digital mengisolasi setiap tulang dan membandingkannya satu sama lain. Perbedaan diminimalkan ketika bentuk asli kedua fosil direkonstruksi melalui proses melelahkan yang dikenal sebagai retrodeformation, yang dilakukan oleh Marta Vidal-García dari University of Calgary di Kanada.
Baca Juga: Mengapa Kadal di Papua Nugini Memiliki Darah Berwarna Hijau?
"Kami menyimpulkan bahwa kedua spesimen cukup mirip untuk dimiliki oleh genus yang sama, Oculudentavis, tetapi sejumlah perbedaan menunjukkan bahwa mereka mewakili spesies yang berbeda," kata Bolet.
Dalam spesimen O. naga yang terawetkan dengan lebih baik, tim juga dapat mengidentifikasi jengger yang terangkat di bagian atas moncong dan lipatan kulit longgar di bawah dagunya, kata Evans. Namun, para peneliti gagal dalam upaya mereka untuk menemukan posisi tepat Oculudentavis di pohon keluarga kadal.
"Ini benar-benar hewan yang aneh. Tidak seperti kadal lain yang kita miliki saat ini," kata Daza. "Kami pikir itu mewakili sekelompok squamates yang tidak kami sadari."
Zaman Kapur, 145,5 hingga 66 juta tahun yang lalu, memunculkan banyak kelompok kadal dan ular di planet saat ini. Namun menelusuri fosil dari era ini hingga kerabat terdekat mereka yang masih hidup bisa jadi sulit, kata Daza.
"Kami memperkirakan bahwa banyak kadal berasal dari masa ini, tetapi mereka masih belum mengembangkan penampilan moderen mereka," ujar Daza. "Itulah sebabnya mereka bisa menipu kita. Mereka mungkin memiliki karakteristik kelompok ini atau itu, tetapi pada kenyataannya, mereka tidak cocok dengan sempurna dengan kelompok manapun."
Baca Juga: Dia yang Sedang Mekar, Habitat Kadal Purba yang Kerap Terlewat
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | eurekalert.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR