"Hubungan orang-orang Māori (dan Polinesia) ke Antarktika dan perairannya telah menjadi bagian dari kisah Antarktika sejak sekitar abad ketujuh," tulis para peneliti dalam laporan studi tersebut, seperti dilansir Live Science.
Setelah orang-orang Barat pertama kali mencapai Antartika pada abad ke-19, segelintir orang Māori bergabung dalam pelayaran mereka sebagai awak kapal dan bahkan profesional medis, beber para peneliti.
Orang-orang Yunani kuno berteori bahwa Antartika ada karena benua yang lebih rendah kemungkinan akan diperlukan untuk menyeimbangkan Kutub Utara di Belahan Bumi Utara. Orang-orang Yunani menamakan benua hipotetis ini "Antarktikos," atau tanah yang "berlawanan dengan Arktos," konstelasi berbentuk beruang (Ursa Major dan Ursa Minor) di utara.
Baca Juga: Misteri Gambar Dataran Antarktika di Peta Karya Piri Reis pada 1513
Para penjelajah samudra, terutama pada Zaman Eksplorasi selama tahun 1400-an hingga 1600-an, telah mencoba untuk menemukan Antarktika, termasuk Kapten James Cook pada 1700-an. Namun tidak ada yang berhasil.
Menurut sebagian besar buku sejarah, Antarktika pertama kali terlihat pada tahun 1820, meskipun tidak jelas siapa yang pertama kali melihatnya. Itu bisa saja seorang perwira di Angkatan Laut Kekaisaran Rusia, seorang perwira di Angkatan Laut Kerajaan Inggris atau seorang kapten Angkatan Laut Amerika, menurut Encyclopedia Britannica.
Namun, menurut studi baru yang laporannya telah diterbitkan secara online pada 6 Juni 2021 di Journal of Royal Society of New Zealand ini, orang-orang Barat ini hanyalah pendatang baru.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR