Merasa ragu dengan penemuan tersebut, Boaretto dan rekan-rekan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon pada sampel arang yang diambil dari Boker Tachtit antara tahun 2013 dan 2015. Mereka menggunakan teknologi penanggalan baru yang canggih dan akurat, yaitu Optically Stimulating Luminescence (OSL). OSL membantu para arkeolog untuk menghitung umur butiran halus pasir kuarsa di lokasi tersebut.
Dengan menggunakan Optically Stimulating Luminescence (OSL), mereka menemukan bahwa manusia modern mulai hidup di Boker Tachtit 50.000 tahun yang lalu atau 300 tahun lebih awal dari yang diyakini sebelumnya. Ini berarti 10.000 tahun setelah migrasi homo Sapiens dari Afrika dimulai. Mereka juga menegaskan transisi budaya Paelolitikum Tengah ke Paleolitikum Akhir membutuhkan 6.000 tahun untuk diselesaikan.
Boretta juga menemukan bahwa transisi di Boker Tachtit dibagi menjadi dua fase yang berbeda, yaitu fase awal Paleolitikum Akhir (50.000 hingga 47.000 tahun yang lalu) dan fase Paleolitikum Akhir penghabisan (47.000 hingga 44.000 tahun yang lalu). Pada 44.000 tahun yang lalu, inovasi pembuatan alat yang dikembangkan oleh manusia modern Paleolitikum Akhir telah diadopsi secara universal di Boker Tachtit.
Baca Juga: Kajian Baru: Budaya Lebih Berperan dalam Evolusi Manusia daripada Gen
Menariknya, fase Paleolitikum Akhir bertepatan dengan fase awal Paleolitikum Akhir di wilayah hutan Mediterania, di Levant (Libanon dan Turki). Penemuan lebih jauh menunjukkan bagaimana manusia modern bertahap mengambil alih kekuasaan manusia purba Neanderthalensis saat perjalanan menuju utara dan timur ke dalam Eropa dan Asia.
Salah satu penemuan paling menonjol dari penelitian ini adalah fakta bahwa manusia modern dan manusia purba Neanderthal hidup di gurun Negev pada waktu yang bersamaan.
“Penelitian menunjukkan bahwa manusia purba Neanderthal dan homo Sapiens hidup berdampingan dan berinteraksi di gurun Negev. Tidak hanya menghasilkan perkawinan silang genetik tetapi juga pertukaran budaya,” jelas Boaretto dan Barzilai dalam siaran pers Weizmann Institute yang mengumumkan penemuan mereka.
Source | : | ancient-origins.net,BBC |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR