Manusia garam keempat diidentifikasi sebagai seorang anak laki-laki berusia enam belas tahun dengan tinggi sekitar 170 hingga 175 cm dengan anting di telinga, rambut coklat pendek, pisau logam dalam sarung kulit. Mumi keempat memiliki pakaian lengkap, termasuk celana panjang, mantel dan sepatu kulit. Mumi keempat diperkirakan tewas karena terperangkap reruntuhan gua.
Namun, penggalian harus dihentikan pada 2008 karena kurangnya fasilitas konservasi yang menyebabkan manusia garam keenam tidak tersentuh dan tertinggal di tambang.
Penemuan manusia garam telah membantu para arkeolog untuk melihat kehidupan para penambang garam kuno. Banyak penelitian yang dilakukan pada area tersebut, meliputi archaeobotani, archaeozoology, analisis isotop, arkeologi pertambangan dan antropologi fisik. Studi-studi tersebut membantu para arkeolog untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang praktik penambangan kuno. Misalnya, dengan memeriksa berbagai artefak dan ekofakta pada lapisan stratigrafi di tiga fase penambangan berbeda, yaitu Achaemenid, Sasanian dan Islam.
Baca Juga: Penemuan Mumi Lumpur Langka dari Mesir Kuno Kejutkan Para Arkeolog
Penelitian membuktikan bahwa praktik pertambangan sangat berbeda di periode Sasanian. Pertambangan didirikan di wilayah sekitar dan pasokan dibagi berdasarkan wilayah pada data isotop.
Sedikit berbeda dengan periode Sasanian, pada periode Achaemenid ditemukan penambang asing yang bekerja di tambang garam. Tambang berada lebih jauh dan para penambang tidak menetap di sekitar tempat mereka kerja.
Penelitian yang banyak dilakukan membantu mengungkap fakta tentang manusia garam. Sejauh ini dilaporkan terdapat enam manusia garam yang telah ditemukan. Namun, analisis anatomi pada mumi mengungkapkan bahwa mumi terdiri dari beberapa bagian tubuh. Yang awal diyakini berasal dari satu individu ternyata berasal dari tubuh yang berbeda. Oleh karena itu, disarankan agar jumlah manusia garam seharusnya dihitung delapan atau bahkan lebih.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Penyebab Kematian ‘Mumi Menjerit’ Berusia 3.100 Tahun
Source | : | ancient-origins.net,amusingplanet.com,World History Society of The Past |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR