Mumi-mumi tersebut memberikan para arkeolog dan ilmuwan informasi tentang para penambang, makanan mereka, asal mereka, dan operasi penambangan. Karena pada salah satu mumi garam yang berusia 2.200 tahun ditemukan telur cacing pita di ususnya. Hal ini menunjukkan bahwa mumi tersebut memakan daging mentah atau setengah matang.
Berdasarkan laman worldhistory.org, temuan arkeologis menemukan tulang binatang yang menunjukkan bahwa para penambang memakan domba, kambing, dan babi dan sapi. Temuan arkebotani yang tercatat juga menunjukkan berbagai tanaman budidaya yang dimakan para penambang. Penemunan ini menunjukkan adanya lahan pertanian di sekitar tambang.
Adanya cacing pita pada manusia garam merupakan kasus pertama parasit di Iran kuno dan bukti paling awal dari parasit usus purba. Manusia garam mengalami patah tulang di sekitar mata dan kerusakan lain sebelum kematian akibat pukulan keras di kepala.
Baca Juga: Sokushinbutsu, Kisah Para Biksu Yang Mengubah Dirinya Menjadi Mumi
Meskipun sudah banyak penelitian ilmiah mengenai manusia garam dan tambang garam tetapi untuk pelestarian mumi dirasakan masih ada kekurangan. Sebuah laporan pada 2009 mengatakan bahwa mumi dipajang dalam kotak kaca yang tidak tertutup rapat. Akibat perubahan suhu dan tekanan udara, retakan mulai muncul. Karena retakan yang muncul, bakteri dan serangga masuk ke dalam dan menyebabkan kerusakan pada mumi.
“Tanpa ragu saya mengatakan bahwa manusia garam yang disimpan di sini kondisinya lebih baik daripada di National Museum of Iran di Teheran.” Kata Direktur Departemen Warisan Budaya, Pariwisata dan Kerajinan Zanjan.
Baca Juga: Arkeolog Temukan Mumi Bertato, Diduga Pemuka Agama Pada Zamannya
Source | : | ancient-origins.net,amusingplanet.com,World History Society of The Past |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR