Nationalgeographic.co.id—Bila mendengar kata ‘buaya’, semua orang sekilas berpikir mengenai istilah “buaya darat”. Istilah “buaya darat” seringkali digunakan untuk menggambarkan seorang pria yang tidak setia terhadap pasangannya. Padahal, buaya tergolong sebagai binatang yang setia. Ketika sang betina meti terlebih dahulu, maka buaya jantan tidak akan mencari pasangan lain.
Terlepas dari berbagai pendapat tentang ‘buaya darat’, di sisi lain, semua orang akan mengingat buaya sebagai hewan buas, memiliki gigi tajam, kulit yang keras dan berkaki empat. Tetapi bagaimana bila seekor buaya hanya memiliki dua kaki dan berjalan layaknya manusia?
Seekor buaya purba, yang ditemukan pada situs penggalian Sacheon Jahye-ri, merupakan spesies Batrachopus grandis. Spesies ini mengejar mangsa di darat dengan kedua kaki seperti manusia, demikian lansir bigthink.com.
Pada sebuah riset yang dipublikasikan pada Scientific Reports, Formasi Jinju, Korea Selatan berhasil menemukan 100 jejak kaki fosil yang masih utuh dan mengejutkan. Penemuan ini berasal dari daerah yang kini bernama Sacheon di Korea Selatan.
Analisis menunjukkan bahwa jejak kaki fosil tersebut diidentifikasi sebagai buaya sepanjang tiga meter yang berjalan dengan kaki belakang seperti manusia. Kemudian dikenal dengan nama Batrachopus grandis dan termasuk dalam keluarga crocodylomorph.
Source | : | bigthink.com,American Museum of Natural History,BBC |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR