“Mereka bergerak sama dengan banyak dinosaurus lainnya tetapi jejak tersebut bukan dibuat oleh dinosaurus. Diosaurus dan keturunan burung berjalan di atas kaki. Sementara buaya berjalan di atas telapak kaki dengan jejak tumit yang jelas, seperti yang dilakukan manusia.” jelas Kyung Soo Kim dari Universitas Pendidikan Nasional Chinju, yang memimpin tim peneliti.
Berdasarkan jejak datar dan kulit, para peneliti menyimpulkan jejak tersebut merupakan milik dari Batrachopus grandis, sejenis crocodylomorph yang biasa ditemukan di zaman Mesozoikum Amerika Utara.
Namun, ada yang unik dari jejak pada jalur ini. Jejak fosil Sacheon lebih besar, bukan terbentuk dari jejak buaya dengan 4 kaki dan seukuran kucing. Jejak kaki tersebut memiliki panjang 24 centimeter (cm) yang berasal dari hewan dengan kaki seperti manusia dan panjang badan lebih dari 3 meter.
Baca Juga: Studi: Air Mata Buaya Mirip dengan yang Dimiliki Manusia
Jejak-jejak kaki kuno tersebut mirip dengan jejak yang dibuat oleh manusia, yaitu panjang dan ramping dengan tumit yang menonjol. Tetapi terdapat ciri-ciri tambahan yaitu jejaknya bersisik tebal mulai dari tapak kaki hingga jari kaki yang panjang dengan jangkauan lebih luas.
Kim mengatakan bahwa jejak Sacheon tidak menghasilka cetakan menyerupai telapak tangan dan jarak langkah lebih sempit seolah-olah dengan berjalan seimbang di atas seutas tali.
Keseluruhan bukti menunjukkan bahwa buaya berjalan dengan dua kaki. Berdasarkan ukuran jejak kaki dan jarak antara kaki, para peneliti membayangkan bahwa crocodylomorph berukuran panjang lebih dari tiga meter dan mempunyai kaki yang tingginya sama dengan manusia dewasa. Para peneliti menamakan mereka Batrachopus grandis.
Para peneliti menerbitkan temuan tersebut dalam Laporan Ilmiah Peer-review.
Sampai saat ini, bukti adanya Batrachopus grandis hanya berdasarkan jejak kaki. Dalam studi, para peneliti mencatat kemungkinan bahwa crocodylomorph menggunakan kaki belakangnya untuk melewati saluran air.
Baca Juga: 200 Juta Tahun Lalu, Buaya Ternyata Merupakan Vegetarian
Source | : | bigthink.com,American Museum of Natural History,BBC |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR