Nationalgeographic.co.id - Kebanyakan dari kita menganggap bahwa air mata merupakan fenomena kompleks dari emosi manusia. Namun, semua vertebrata, bahkan reptil dan burung, juga memiliki air mata yang sama.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan minggu ini di jurnal Frontiers in Veterinary Science, mengungkapkan bahwa air mata hewan tidak begitu berbeda dengan air mata kita.
Faktanya, kesamaan kimiawinya begitu besar sehingga komposisi air mata spesies lain--dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungannya—dapat memberikan wawasan tentang pengobatan yang lebih baik untuk penyakit mata manusia.
Baca Juga: Bagaimana Peneliti Bisa Mendeteksi Virus Corona Pada Kucing?
Sebelumnya, para ilmuwan hanya mempelajari air mata segelintir mamalia, termasuk manusia, anjing, kuda, unta, dan monyet.
Namun, dalam studi terbaru, dokter hewan Brasil menganalisis air mata reptil dan burung untuk pertama kalinya, dengan fokus pada tujuh spesies: burung hantu gudang; macaw biru-kuning; elang pinggir jalan; caiman moncong lebar; dan penyu tempayan, penyu sisik, dan penyu hijau.
Air mata, yang dikeluarkan dari saluran air mata (pada manusia dan beberapa mamalia lain) atau kelenjar serupa lainnya, membentuk lapisan di atas mata yang terdiri dari tiga bahan: lendir, air, dan minyak.
Lendir melapisi permukaan mata dan membantu mengikat lapisan tipis pada mata, air adalah larutan garam alami yang mengandung protein dan mineral penting, dan minyak mencegah mata mengering.
Baca Juga: Setelah Menjadi Tawanan Akuarium, Dua Paus Beluga Dikembalikan ke Laut
Manusia adalah satu-satunya spesies yang diketahui menghasilkan air mata emosional; ungkapan "air mata buaya", yang mengacu pada tampilan emosi palsu seseorang, berasal dari kecenderungan misterius buaya untuk mengeluarkan air mata saat mereka makan.
Meski begitu, air mata memainkan peran kunci selain menangis, catat Lionel Sebbag dalam laman National Geographic. Mereka membantu penglihatan dengan melumasi mata dan membersihkannya dari kotoran. Mereka juga melindungi mata dari infeksi dan memberi nutrisi pada kornea, lapisan luar mata yang jernih, yang kekurangan pembuluh darah, katanya.
“Sungguh tampilan yang menarik pada keanekaragaman spesies yang begitu beragam,” kata Sebbag tentang studi baru tersebut.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR