Sebagai pengusaha, Teddy mengatakan bahwa pandemi Covid-19 mendorong banyak perubahan. Oleh sebab itu, menurutnya, pelaku usaha juga harus melakukan upaya adaptasi untuk bertahan di masa pandemi. Salah satunya, dengan lebih hati-hati mengelola keuangan.
“Meski terdampak pandemi, dengan manajemen keuangan yang baik, pelaku usaha makanan dan minuman, seperti kami masih cukup bisa menjaga arus kas sampai punya ruang untuk membuka cabang,” tambah Teddy.
Yustinus mengamini pendapat Teddy. Menurutnya, dalam situasi saat ini, kemampuan beradaptasi menjadi kunci bertahan bagi semua pihak. Tak hanya masyarakat yang harus beradaptasi, pemerintah pun melakukannya.
"Negara juga melakukan hal yang sama. Anggaran belanja negara kita realokasi dan fokuskan ulang untuk anggaran penanganan Covid-19," ujarnya.
Baca Juga: Kabar Arktika: Penemuan Populasi Beruang Kutub di Lautan Chukchi
Di sisi lain, perencana keuangan, Rista Zwestika, mengajak masyarakat dan pelaku usaha untuk melihat peluang di masa pandemi.
“Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk keluar dari zona nyaman karena adanya risiko yang harus dihadapi. Dengan demikian, merencanakan keuangan pribadi maupun keuangan bisnis menjadi sangat diperlukan,” jelas Rista.
Rista Menyarankan, untuk saat ini, arus keuangan harus diurutkan sesuai skala prioritas demi memenuhi kewajiban pembayaran, belanja kebutuhan hidup, baru kemudian memenuhi keinginan.
“Di level selanjutnya, kita perlu merencanakan keuangan ini untuk memitigasi risiko yang akan terjadi, baik memberi perlindungan jiwa dan kesehatan kita. Dengan kondisi pandemi sekarang ini ketika banyak dari kita kehilangan pendapatan, cobalah mengatur kembali keuangan kita,” sarannya.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR