Epi menjelaskan bahwa prinsip dasar dari kualitas nutrisi bahan pangan, termasuk susu, adalah semakin segar bahan pangan tersebut saat dikonsumsi, maka kandungan nutrisinya relatif masih lengkap. Dalam konteks susu, maka susu pasteurisasi masih memiliki kandungan gizi alami yang relatif masih lengkap dibandingkan susu UHT/steril.
Proses pengolahan susu ini memang akan mempengaruhi kandungan nutrisi. Namun pengaruhnya tentu tergantung metode dan proses pengolahannya. Ada yang sangat minim, ada juga yang cukup besar penurunannya.
Adapun terkait susu Bear Brand, menurut Epi, "Susu dengan 'merek tertentu', yang sempat menjadi berita viral di medsos, adalah salah satu jenis susu steril. Dalam konteks kandungan nutrisinya, tidak berbeda nyata dengan jenis susu sejenis (steril dan/atau UHT) dari merek-merek lainnya."
Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril/UHT tersebut. "Susu 'merek tertentu' ini dalam kemasannya mencantumkan 100% berbahan baku susu segar," kata Epi. Namun demikian, menurutnya, susu sejenis dari “merek lain” pun ada yang berbahan baku 100% susu segar juga. Adapun beberapa susu sejenis dari “merek lain” memang ada yang menggunakan bahan tambahan lain selain susu segar, misalnya susu bubuk skim, laktosa, penstabil, dan lain-lain.
Baca Juga: Faskes Indonesia Kolaps, Sebulan Ini 265 Pasien Isoman COVID-19 Wafat
"Dengan demikian," Epi menegaskan, "masyarakat tidak perlu panik, karena semua jenis olahan susu cair baik itu pasteurisasi, steril dan/atau UHT dari berbagai merk yang beredar di pasaran memiliki kandungan nilai gizi yang hampir sama sehingga manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama."
Epi menyarankan perlunya kesadaran masyarakat/konsumen untuk mengonsumsi susu dan juga produk olahan susu lainnya dalam rangka menjaga status kesehatan termasuk imunitas tubuh. "Bagi masyarakat/konsumen, teruskan mengkonsumsi susu dan protein hewani lainnya (daging, telur) juga protein nabati (sayur, sereal dan buah) sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu, dalam rangka melakukan pola makan yang sehat beragam dan seimbang," imbau Epi.
Ia juga mengimbau kepada para pelaku pasar untuk tidak mengambil keuntungan sesaat dengan menaikkan harga jual produk susu di luar kewajaran dengan memanfaatkan kepanikan masyarakat disaat kondisi pandemi. Ia juga turut mengimbau agar pemerintah bersama pengusaha industri pangan dan peternak/petani untuk dapat menjamin pasokan produk-produk olahan pangan. Artinya, ada itikad untuk berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkuan harga belinya bagi masyarakat secara umum.
Baca Juga: Data Twitter Bisa Bantu Prediksi Wilayah yang Akan Terdampak COVID-19
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR