Pada dasarnya, serigala sangat mirip dengan kita. Kuat, agresif, teritorial, dan pemangsa. Cerdas, ingin tahu, kooperatif, setia, dan mudah beradaptasi. Serta memiliki pengaruh yang mendalam pada ekosistem yang ditempati. Namun, jelas manusia memiliki masalah dengan serigala. Mungkin kita sulit memahami bagaimana di dunia bisa ada sosok serigala jahat, sementara ada kerabat dekatnya yang selalu membuntuti kita di rumah dengan pandangan memuja, yaitu anjing rumahan. Atau mungkin karena serigala abu-abu merupakan mamalia darat besar yang paling tersebar setelah manusia dan ternaknya dan—di Belahan Bumi Utara—telah lama bersaing memperebutkan daging dengan manusia.
!break!
Apa pun alasannya, manusia sedang berperang dengan serigala. Perang ini merupakan perebutan wilayah dan makanan yang sudah lama antara klan mereka dan kita, dan medan pertempurannya membentang di sepanjang negara-negara bagian Pegunungan Rocky di utara sampai ke pintu kabin terpencilku di dekat Taman Nasional Gletser Montana. Seekor betina muda bernama Diane menandai tempat itu dengan mengencingi keset di teras depan.
Ada sarang serigala tidak terlalu jauh di atas bukit berhutan yang dinaungi dahan pepohonan. Sarang itu digali di antara akar pohon, menganga seperti mulut pemangsa dan memanjang ke bawah tanah hingga lebih dari lima meter—besar menurut standar serigala. Tanah di sekitarnya bersih dari rumput akibat dilalui oleh sekian generasi kaki bercakar. Dari sana, ada beberapa jalan menuju ke lereng terbuka yang menghadap padang luas yang dibatasi dedalu dan aspen yang menguning, sepi selain koak gagak sesekali. Puncak bersalju Continental Divide menjulang di kejauhan, dan sebatang sungai mengalir liar tak jauh dari situ. Jejak serigala tampak bersilangan dengan denai elk, kijang, moose, dan beruang grizzly. Meskipun kirik yang dibesarkan di sini kini ikut berburu bersama serigala dewasa, menurut sinyal radio yang dipancarkan sang betina alfa, kawanan ini tidak jauh.
Banyak yang mengira perang ini telah berakhir. Akibat ditembak, diperangkap, dan diracuni tanpa henti, bahkan di cagar alam, serigala abu-abu punah dari wilayah barat Amerika pada 1930-an. Pada 1974, saat Canis lupus dinyatakan terancam punah di 48 negara bagian AS (selain Hawaii dan Alaska), populasi serigala abu-abu hanya terbatas di sudut utara Minnesota dan di Taman Nasional Isle Royale Michigan di Lake Superior.
Kemudian, pada pertengahan 1980-an, beberapa ekor berlari menuruni Continental Divide dari Kanada. Dua ekor menetap di padang rumput yang tersembunyi di Taman Nasional Glacier dan pada tahun 1986 membesarkan lima anak. Para biolog yang lelah melacak para pendatang baru ini menyebutnya kawanan Magic karena kawanan itu muncul dan menghilang begitu saja seperti halimun.
Kawanan itu berkembang dan segera terpecah menjadi dua, kemudian tiga, biasanya tetap berada di dalam taman tersebut. Beberapa serigala memisahkan diri dan menyebar ke hutan nasional di dekatnya. Lalu tiba-tiba, sepasang serigala sudah bersarang di lahan peternakan pribadi hampir 150 kilometer di barat daya Taman Nasional Glacier dan kurang dari 50 kilometer dari perbatasan Idaho. Orang-orang mulai melaporkan kemunculan serigala baik di Idaho maupun Wyoming bagian utara. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa serigala itu tidak sekadar melintas. Belum.
!break!
Pada tahun 1995 dan 1996, US Fish and Wildlife Service menangkap serigala di Kanada dan melepaskannya dalam Taman Nasional Yellowstone seluas 890.308 hektare dan di kawasan belantara Idaho tengah. Tindakan federal yang belum pernah terjadi sebelumnya itu memicu ledakan harapan, ketakutan, kebencian, tuntutan hukum, dan berita utama, sehingga kebanyakan orang menganggap kembalinya serigala ke Barat sepenuhnya dimulai dengan cara seperti itu itu. Anggapan yang keliru, tetapi pengenalan kembali serigala itu memang menjadi pendorong utama. Jumlah serigala bertambah, dan perang kian sengit.
Selama 2008, petugas margasatwa mengonfirmasi 569 kematian sapi dan domba sebagai korban serigala di seluruh wilayah barat Amerika. Jumlah itu kurang dari satu persen kematian ternak di daerah tersebut, namun kerugiannya tidak pernah merata. Pada tahun yang sama, 264 serigala dibunuh karena memangsa ternak di Montana, Idaho, dan Wyoming. Itu jumlah yang besar, tetapi jumlah itu diambil dari populasi serigala telah berkembang hingga sekitar 1.600 ekor, menjelajahi wilayah itu dalam lebih dari 200 kawanan. Kini ada dua kawanan baru di Washington timur laut dan, desas-desusnya, juga ada di kantong kecil di Colorado. Seiring waktu, daerah Barat kian bertambah liar.
Pendukung lingkungan hidup dan wisatawan sangat senang. Di Yellowstone sendiri, setiap tahun puluhan ribu wisatawan datang untuk melihat serigala, menambah pemasukan sekitar 325 miliar rupiah bagi perekonomian daerah itu. Ilmuwan mendokumentasikan perubahan ekologi yang terkait dengan kembalinya pemangsa puncak ini, yang mungkin dapat memperbaiki alam liar yang tidak seimbang, membuatnya lebih stabil dan beragam secara biologis.
Di sisi lain, sebagian orang berkata bahwa mereka tidak lagi merasa aman membawa keluarga ke hutan. Para pemburu juga mengeluh—dengan nada pahit. Bagi banyak orang di wilayah Barat, yang cenderung memajang tanduk sebagai hiasan rumah dan saat musim gugur, sapaan "Apa kabar" diganti dengan "Dapat rusa, belum?" serigala digambarkan sebagai mesin pembunuh kaki empat—piranha darat—yang menghabisi hewan buruan. Kaum prianya diam-diam berbicara tentang menangani sendiri masalah itu dan persetan dengan pejabat federal. Banyak bumper dihiasi stiker serigala bersilang dan slogan "Sekawanan Sehari."
!break!
Pada bulan Mei 2009, badan satwa liar AS menyatakan bahwa spesies itu telah pulih di Pegunungan Rocky bagian utara dan menyerahkan tanggung jawab dalam hal itu kepada Montana dan Idaho. Kedua negara bagian itu langsung menetapkan serigala sebagai hewan buruan dan menetapkan kuota untuk perburuan serigala legal pertama dalam sejarah di kedua negara bagian itu—75 di Montana, 220 di Idaho. "Sungguh menakjubkan—dari satu kawanan yang terancam punah, menjadi surplus yang dapat diburu di seantero wilayah," kata Jim Williams, manajer program satwa liar untuk Montana bagian barat laut di Department of Fish, Wildlife & Parks Montana. "Ini kisah keberhasilan Undang-Undang Spesies yang Terancam Punah paling hebat yang saya tahu." Mungkin. Pada November 2009, Idaho memperpanjang musim berburu sampai kuota terpenuhi, atau sampai 31 Maret, mana yang lebih cepat. Perubahan itu dapat berakibat pemburu menggunakan mobil salju dan membunuh betina yang hamil.
Setelah keputusan federal menghapus serigala di wilayah Barat dari daftar spesies terancam punah pada 2008, Wyoming pada dasarnya menganggap hewan itu sebagai pengganggu, atau hama, dan mengizinkannya ditembak dan diperangkap hampir secara tak terbatas sepanjang tahun. Akibatnya, muncul gugatan yang memaksa dinas margasatwa untuk memasukkan serigala kembali ke daftar species terancam punah untuk sementara. (Sejak saat itu, dinas itu menolak menghapusnya dari daftar di Wyoming sampai negara bagian itu membuat rencana baru.) Sementara itu, sebuah koalisi beranggotakan 14 organisasi perlindungan lingkungan dan hewan yang dipimpin Earthjustice menuntut pemerintah federal untuk memasukkan semua serigala ke dalam daftar sampai negara-negara bagian di wilayah Barat membuat strategi konservasi regional yang mencakup kawasan lindung inti dan zona penyangga, yang dapat dihuni serigala dalam kawanan normal tanpa diburu habis-habisan.
John and Rae Herman beternak 800 sapi Angus di kawasan Hot Springs di Montana barat. Mereka dibesarkan pada zaman keemasan peternak di Amerika, di lembah bergelombang yang penuh semak dan rumput serta lereng pegunungan berhutan—sementara hampir semua pemangsa besar yang asli telah hilang dari lanskap itu. "Kami biasanya kehilangan tiga hingga lima anak sapi saat ternak dikumpulkan," kata John. "Sekarang hampir 25. Musim semi ini tempat sapi beranak di dekat rumah diserang. Tujuh anak sapi sudah dipastikan dibunuh serigala, jadi kami diberi ganti rugi."
Masalahnya, jika peternak tidak langsung menemukan bangkainya, pemakan bangkai dapat menyeret atau mengoyak bukti. Banyak yang mengatakan bahwa di beberapa daerah korban serigala rata-rata bisa jadi mencapai angka tujuh untuk setiap orang yang bisa membuktikan, tetapi tanpa konfirmasi, tidak ada kompensasi. Dan hewan yang mati dan hilang hanya sebagian dari kerugian. Sapi yang diganggu serigala dapat turun beratnya 14-22 kilogram dalam satu musim. Ini ditambah pula efek hormon akibat stres. "Kami punya 85 sapi muda yang hamil musim semi ini, 60 di antaranya keguguran," kata John. "Yang terburuknya," kata Rae, "23 dari sapi yang keguguran itu merupakan bagian dari 25 sapi modal awal putra kami. Dia berutang 75 juta rupiah ke bank dan hanya tersisa dua anak sapi. Kami terpaksa menjual beberapa induk untuk menutupi kerugian, jadi ini merupakan kemunduran."
!break!
Ternak yang kakinya cedera akibat dikejar serigala atau akibat infeksi luka tak bisa dijual. Dan setelah insiden dengan serigala, induk sapi menjadi galak dan ekstra protektif terhadap anaknya. Pasangan Herman bukanlah peternak satu-satunya yang mengatakan sapi seperti itu lebih sulit diatur di dalam kandang; mereka bahkan tidak bisa lagi menggunakan bantuan anjing gembala; mereka harus menghadapi kenyataan bahwa jika sapi digembalakan ke padang rumput pada musim panas berikutnya, ternak tersebut mungkin tak akan diam karena hutan dataran tinggi merupakan tempat serigala berkeliaran.
Para peternak Blackfoot Challenge—koperasi yang didirikan pada 1993 untuk melestarikan kawasan pedesaan di daerah aliran Sungai Blackfoot di Montana barat-tengah—sedang mencoba program patroli berkuda. Saya meronda bersama si patroli berkuda sendiri, Peter Brown, yang bepergian dengan truk, sepeda motor, atau berjalan kaki. Dia memantau keberadaan kawanan serigala dalam kaitannya dengan ternak dan melapor setiap hari kepada peternak sehingga mereka dapat memindahkan ternak ke tempat merumput yang lebih aman atau lebih berjaga-jaga. Di banyak daerah berisiko, tempat sapi melahirkan kini dikelilingi dengan pagar listrik. Untuk mengusir serigala secara visual dari padang rumput yang lain, Brown kadang-kadang memanfaatkan teknik Eropa lama, memasang selayun kawat yang dipasangi kain warna cerah.
Ketika kami memeriksa beberapa padang di lembah di tengah turunnya salju bulan Oktober, tatapan Brown tertuju ke kawanan gagak yang merupakan salah satu petunjuk akurat adanya bangkai. Ternyata burung tersebut hanya makan isi perut elk yang ditinggalkan pemburu. Ditemani seekor serigala sehitam gagak dari kawanan Elevation Mountain. Namun, empat ekor rusa merumput dengan tenang di seberang pagar, demikian pula beberapa puluh ternak 180 meter dari situ.
"Gerak-gerik ternak merupakan sistem peringatan awal kami," kata Brown mengamati. " Saya mencari kalau-kalau ada ternak yang berkumpul atau berlari, atau yang melihat sekeliling dengan waspada dan melenguh. Saya juga memasang mata kalau-kalau ada ternak yang tidak sehat, yang dapat menarik perhatian pemangsa. Saya kira dengan mengelilingi kawasan saja, kehadiran saya menghalangi serigala membunuh ternak. Serigala belajar dan menyesuaikan diri setidaknya sama cepatnya dengan kita. Selain itu, di sini banyak mangsa alami mereka. Saya pernah melihat serigala melintasi kawanan ternak untuk mengejar rusa."
!break!
Dulu peternak biasa membiarkan ternak yang mati karena penyakit, masalah melahirkan, dan kecelakaan, tergeletak di padang atau dikumpulkan di tumpukan yang disebut tambun tulang. Namun, "saat pemangsa mulai pulih jumlahnya, bangkai itu menarik perhatiannya dan mengundang masalah," jelas Seth Wilson, biolog konservasi yang mengoordinasikan program patroli berkuda. "Sekarang kami langsung mengumpulkan bangkai dan membusukkannya jauh dari situ. Itu salah satu cara yang paling sederhana dan efektif untuk mengurangi konflik dengan beruang dan serigala. Tinggal mengubah kebiasaan lama."
Pertanyaannya bukan lagi bagaimana menyingkirkan serigala, tetapi bagaimana hidup berdampingan dengannya. Kata peternak keluarga Mannix Daud, "Kami harus menyadari bahwa kebanyakan penduduk AS menghendaki serigala. Penduduk tersebut juga pelanggan daging sapi kami. Tentu saja tidak baik berkata kepada pelanggan bahwa mereka tidak memahami permasalahan. Jadi, alih-alih bersikeras dan berjuang untuk mengembalikan keadaan seperti 50 tahun lalu, kami mencoba cara baru, seperti patroli berkuda."
"Tetapi, jika peternak tidak mendapat cukup nafkah," ujar peternak dan dokter hewan Ron Skinner, "sekarang alternatifnya biasanya menjual sebagian tanah untuk real estat, dan hilanglah banyak tanah kosong dan habitat margasatwa yang bagus di daerah Barat."
Ketika serigala baru di Yellowstone muncul pertama kalinya, elk dan moose di daerah itu bertahan seolah-olah masih berurusan dengan coyote. Kesalahan besar. Kini jumlah elk di Yellowstone tinggal separuh jumlahnya 15 tahun yang lalu. Namun, berdasarkan sebagian besar parameter, jumlah elk memang telah membengkak terlalu tinggi, sementara kawasannya mengecil. Tak lama setelah membunuh serigala Yellowstone terakhir pada tahun 1926, petugas taman nasional itu terpaksa membasmi ribuan elk. Jumlah elk terus saja meningkat dan menggunduli tanaman di habitat penting, menciptakan situasi tak alami berkepanjangan di taman yang bertujuan melestarikan alam.
!break!
Berkat pasokan daging yang nyaris tak terbatas, serigala baru Yellowstone berlipat dengan cepat. Namun, jumlahnya turun drastis pada tahun 2005. Jumlahnya meningkat lagi, mencapai 171 pada tahun 2007, kemudian turun hingga 124 pada akhir 2008, turun 27 persen kali ini. Doug Smith, pemimpin Yellowstone Wolf Project, mencatat bahwa tahun itu jumlah pasangan beranak paling sedikit sejak tahun 2000. "Jumlah serigala menurun," ujarnya. "Jumlahnya tidak pernah sampai setinggi yang kami perkirakan berdasarkan ketersediaan mangsa. Ini berarti bahwa begitu serigala mencapai kepadatan tertentu, hewan ini mulai mengatur sendiri jumlah mereka."
Bentrokan dengan manusia bukanlah satu-satunya perang yang dialami serigala.
Kawanan Druid Peak di Yellowstone menetapkan wilayahnya pada tahun 1996 dan mempertahankannya sejak saat itu. Kemungkinan besar kawanan ini merupakan kelompok serigala yang paling banyak diamati di dunia: Kawasan terbuka yang dikuasainya di kedua sisi Lembah Sungai Lamar di Wyoming dilalui oleh salah satu jalan utama taman itu. Pada pagi di akhir bulan Oktober itu, suhu -15°C. Embun beku melapisi hidung bison di bawah salah satu tempat berkumpul favorit kawanan Druid. Beberapa ekor elk merumput berjauhan di lereng yang sama, sementara dua coyote menggerogoti bangkai anak elk di tepi sungai. Saya tidak melihat serigala, tapi Laurie Lyman, pensiunan guru yang pindah dari California agar bisa berdekatan dengan serigala Yellowstone dan telah mengawasinya hampir setiap hari selama beberapa tahun, menurunkan teropongnya untuk menceritakan yang dilihatnya kemarin.
Dua serigala Druid—seekor betina yang disebut Nomor 571 dan adik jantannya, dinamai Triangle Blaze karena dadanya berpetak putih—sedang berjalan di pinggir sungai ketika muncul tiga serigala penyerang dari kawanan Hurricane Mesa yang baru. Kedua pihak saling melolong sebelum kemudian berlari menyerang. Karena kalah jumlah, pasangan Druid mundur, tetapi serigala Hurricane berhasil menyusul 571. Empat kali kawanan itu menariknya hingga telentang. Yang terakhir, dua serigala menahan dari dua arah sementara yang ketiga—dan terbesar—menggigit dadanya, mengguncang dan merobek dengan gigi. "Saat itulah Triangle Blaze menyerbu," ingat Lyman. "Dia datang untuk menyelamatkan 571, menghalau kawanan Hurricane. Kawanan Hurricane mulai mengejarnya, tetapi 571 sempat menggigit pantat seekor musuhnya. 571 melarikan diri ke seberang sungai. Saat kedua saudara itu akhirnya berkumpul lagi, yang jantan tampak pincang, sementara luka-luka yang betina masih berdarah."
Selama 2008, di Yellowstone serigala yang dibunuh oleh serigala lain dua kali lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya. Penyakit distemper juga berperan besar tahun itu, setelah menurunkan populasi pada tahun 1999, 2000, dan 2005. Parvovirus, penyakit anjing mematikan yang lain, telah terdeteksi di daerah ini. Dan seperti banyak kawanan, Druid menderita rambut rontok yang parah akibat wabah kudis.
!break!
Berkurangnya mangsa yang berlimpah merupakan masalah lain, ujar Smith. Masih ada hampir 10.000 elk yang melewatkan musim dingin di Yellowstone dan mungkin dua kali lipat jumlah itu pada musim panas. "Tetapi, serigala adalah pemburu yang sangat pemilih," ujar Smith. "Yang penting bagi mereka adalah jumlah mangsa yang lemah."
Sama seperti pengalaman diserang serigala dapat mengubah ternak menjadi galak, elk yang diburu kawanan juga berubah menjadi mangsa yang lebih sulit ditangkap. Mereka menjadi lebih waspada dan lebih sering berpindah. Pada era tanpa serigala, kawanan rusa praktis diam di tempat makan musim dingin favoritnya, makan daun aspen, dedalu, dan poplar sampai batangnya berbentuk aneh dan kerdil seperti tanaman bonsai. Terbebas dari perumputan seperti itu, kini tunas pohon bermunculan membentuk belukar muda yang rimbun. Lebih banyak burung pekicau yang bersarang di balik daunnya yang rindang. Di sepanjang sungai, pertumbuhan dedalu dan poplar yang cepat membantu menstabilkan bantaran sungai. Semakin banyak serangga yang jatuh dari dahan yang menjorok dan menjadi makanan ikan dan amfibi. Berang-berang mendapatkan ranting dan cabang yang cukup bergizi untuk menghidupi koloni baru.
Saat menyurvei kawasan utara yang luas, tempat sebagian besar elk di taman itu melewatkan musim dingin, Doug Smith hanya menemukan satu koloni berang-berang pada tahun 1996—angka terendah dalam beberapa dasawarsa. Tahun 2009, dia mencatat ada 12. Sepanjang Crystal Creek, saya menemukan bendungan berang-berang baru yang menampung air, yang pada saat kemarau menyediakan aliran yang lebih konstan untuk spesies hewan tepi sungai di hilir. Kolam dan rawa-rawa yang terbentuk akibat bendungan menjadi habitat moose, tikus kesturi, mink, unggas air, burung di tepi air, dan berbagai margasatwa lainnya. Setelah kedatangan serigala, puma yang mulai berburu di lembah itu mundur ke lembah curam berbatu yang biasanya ditempatinya. Anjing besar membunuh hampir setengah populasi anjing prairi. Jumlah anjing prairi mungkin sedikit pulih, tetapi sekarang tinggal berkelompok dalam wilayah yang lebih kecil atau menjadi pengembara tunggal." Dengan berkurangnya persaingan memperebutkan rumput dari elk, bison mungkin kini semakin sejahtera.
Dari kehadiran satu jenis pemangsa baru di lanskap, efek penyeimbang merambat hingga ke mikroba dalam tanah. Para biolog menyebut rangkaian perubahan atas-bawah ini sebagai riam tropik. Pakar yang setuju dengan peran faktor perilaku, berbicara tentang "ekologi rasa takut."
Cristina Eisenberg, wanita tinggi satu setengah meter dan berat 45 kilogram, merupakan jawaban atas pertanyaan, seberapa berbahaya serigala bagi manusia. Selama empat tahun ini dia mempelajari serigala, elk, dan aspen di Taman Nasional Glacier, sering berada di sisi baratnya di tengah dua kawanan besar serigala, satu di antaranya beranggota lebih dari 20 ekor. Hewan itu kadang-kadang mengawasi saat ia dan asistennya mengukur fitur habitat. Kemudian kawanan serigala itu mencabut tonggak penandanya. Pada suatu badai salju, kawanan ini membunuh seekor elk tanpa suara, hanya sepelemparan batu dari Eisenberg.
!break!
Survei sore itu membawa kami ke tempat berkumpul yang penuh jejak serigala. Kawanan Dutch membawa pecahan keramik, kaleng, panci, dan peralatan dari besi dari rumah kosong di taman. Ternyata serigala pemulung sampah. Siapa yang menduga?
Tetapi, yang ingin ditunjukkan Eisenberg kepadaku adalah sebidang aspen. Barisan atasnya terdiri atas pohon-pohon menjulang yang tumbuh antara 1840 dan 1920-an, sebelum serigala dimusnahkan. Baris bawahnya, setinggi 4,5 meter, adalah tunas yang tumbuh setelah kembalinya serigala. Tidak ada aspen di antaranya. Tak ada yang selamat dari mulut elk. Tidak seperti di Yellowstone, jumlah elk tidak banyak berubah di sini. Sejauh penelitian Eisenberg, pertumbuhan aspen baru-baru ini hampir semua karena perubahan perilaku elk akibat serigala.
Kebanyakan mangsa serigala di sini adalah rusa ekor putih. Di bagian barat laut Montana, jumlah puma setidaknya dua kali lipat serigala dan demikian pula beruang grizzly. Kedua jenis hewan ini membunuh lebih banyak rusa dan anaknya daripada yang dibunuh serigala. Anjing prairi dan beruang hitam juga ikut ambil bagian. Ditambah pula, daerah ini mengalami dua musim dingin yang berat berturut-turut. Jumlah total rusa tetap turun bahkan di tempat yang sedikit pemangsanya. Namun, jumlah rusa secara keseluruhan tetap berada dalam rata-rata historis. Jadi, sejauh ini baik elk maupun rusa hidup dengan baik di daerah Barat. Sebagaimana kata manajer berburu Jim Williams, "Dengan kembalinya serigala ke pentas bersama puma dan beruang, akan ada beberapa tempat yang elk dan rusanya mungkin tidak melimpah seperti dulu lagi, tetapi ada tempat lain yang tetap melimpah. Dalam sistem ini ada penggerak yang lebih besar daripada serigala." Penelitian menunjukkan bahwa cuaca musim dingin dan kualitas habitat musim dinginlah yang sebenarnya menentukan populasi elk dan rusa dari waktu ke waktu. Hal itu dan perburuan oleh manusia.
Craig Jourdonnais adalah biolog margasatwa di departemen buruan negara bagian untuk Lembah Bitterroot Montana, dekat perbatasan Idaho. Sampai baru-baru ini, katanya, sebagian besar keluhan tentang satwa liar tak jauh dari elk menggasak tumpukan jerami dan rusa merusak ladang dan kebun serta membahayakan lalu lintas di jalan raya.
!break!
"Sekarang ada 10-12 kawanan dengan minimal 45-60 serigala. Setiap tahun juga ada 14.000 pemburu yang melapor ke pos pemeriksaan Bitterroot." Keluhan utama yang diterimanya saat ini adalah banyaknya serigala di tempat itu yang menghabisi elk serta rusa. "Aku sudah 30 tahun bekerja di sini, dan baru kali ini menemui makhluk yang membangkitkan begitu banyak emosi."
Namun, Jourdonnais harus memberi tempat untuk serigala agar rekreasi dan mata pencarian tidak terganggu. Dia memahami bahwa perburuan hewan besar di Ravalli County menghasilkan 112 miliar rupiah per tahun. Dia juga mengamati bahwa hewan buruan kehilangan kawasan musim dinginnya akibat penjualan tanah real estat di sepanjang lembah, tapi tahu bahwa masalah perencanaan dan zonasi sama panasnya dengan masalah serigala di bagian Barat AS.
Intinya? Tingkat kelangsungan hidup hewan buruan muda menurun selama dua tahun terakhir. Serigala mungkin ikut bertanggung jawab, tetapi demikian pula musim dingin. Secara keseluruhan, jumlah rusa di Bitterroot masih cukup baik. Sementara jumlah total elk turun di bawah 3.000 pada tahun 1970-an karena pemburu diizinkan memburu elk betina dalam jumlah banyak, jumlah rusa saat ini masih di atas 6.000. Seribu binatang itu telah belajar berlindung sebelum musim berburu, masuk ke peternakan pribadi yang hanya mengizinkan menembak secara terbatas.
Mamalia besar belajar dan mengubah perilakunya setiap waktu: rusa, elk, beruang, serigala, dan ya, manusia juga. Di pihak kita, tampaknya kita perlu merumuskan jawaban yang lebih baik untuk pertanyaan yang muncul akibat kembalinya serigala—bukan serigala di dalam bayangan kita, tetapi serigala nyata yang mengawasi dari pegunungan. Saat kita mengatakan ingin melestarikan kawanan satwa liar, apakah itu berarti termasuk serigala, atau tidak?
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR