Jika betina itu memilih Donald, keduanya akan kawin di lantai berlumut itu, tapi setelah sepuluh menit sang betina melangkah ke tepi dan hengkang. Sang betina tampaknya tidak memberikan tanda agar Donald mengikutinya, karena namdur jantan itu tetap tinggal di menara dan terus dan terus bernyanyi, suaranya kian lama kian nyaring.
Apa salahnya?
"Mungkin tak ada," kata Benz, ketika saya kembali ke tempat pengamatan. "Kurasa itu bukan kunjungan pertamanya ke rumah Donald. Dan aku yakin dia pasti datang lagi."
Mungkin Donald juga berpikir begitu. Atau mungkin dia berharap akan datang Mary yang lain. Yang jelas dia tidak membuang waktu, langsung bekerja lagi. Dia melipat jambulnya lagi dan bergerak tak tentu di dasar menara itu, membuang ranting dan lumut yang rusak. Dia menata kembali kacangnya dan menegakkan tumpukan kumbangnya. Terakhir, ia mengatur untaian kotoran ulat. Dia mundur dan mengamati seluruh bangunannya, dan tampaknya memutuskan bahwa menara ini siap menyambut kunjungan berikutnya. Kemudian Donald melompat kembali ke tenggerannya dan mulai bernyanyi lagi. Re-te-te-tet, bunyinya. Re-te-te-tet.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR