Survei awalnya berhasil menemukan sisa-sisa lingkaran yang menyembul dengan diameter sekitar 80 meter. Dengan harapan lingkaran itu batas suatu kompleks permakaman, Mayo pun mulai menggali di pusat lingkaran—dan berhasil. Artefak yang berhasil ditemukan menegaskan bahwa penjelasan yang ditulis bangsa Spanyol tentang kawasan ini umumnya dapat diandalkan dan bahwa Sitio Conte bukanlah perkecualian luar biasa di kawasan ini.
!break!
Para ahli di Smithsonian Institution menganalisis sejumlah bahan yang berhasil digali oleh tim Mayo dan sudah menghasilkan temuan besar. Bahan pencemar alami di dalam emas itu mengindikasikan bahwa logam tersebut ditambang dan diolah di kawasan itu. Kaum pribumi di daerah ini tinggal di gubuk sederhana, tetapi mereka cukup kaya untuk membiayai para perajin ulung dan cukup canggih untuk bisa mengapresiasi karya seni.
Mayo meyakini bahwa kompleks permakaman yang ditemukannya berisi sekitar 20 makam pemimpin seperti dua makam yang telah digalinya terlebih dahulu. Timnya yang terdiri atas sepuluh orang bekerja dengan saksama. Dalam waktu empat tahun mereka hanya berhasil membuka dua persen kompleks permakaman itu. Jika penggalian dilakukan dengan kecepatan selambat itu, artefak terakhir baru akan bisa digali 196 tahun lagi.
Pada musim penggalian, ketika Mayo dan timnya sedang makan siang di teras museum kecil El Caño, mereka memandang ke ratusan hektare perkebunan tebu. Mayo berpendapat lahan itu adalah lahan yang subur untuk arkeologi. Bahkan, beberapa kilometer di hulu sungai, dia menemukan tanda-tanda kompleks permakaman lain. Jika sama kayanya dengan kompleks permakaman di El Caño dan Sitio Conte, kawasan ini bisa jadi merupakan Lembah Para Raja di Panama. Meskipun di Mesir sebagian besar makamnya sudah dijarah, di sini makamnya masih penuh kejutan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR