Akan tetapi, dinosaurus Utah lain dari yang lain. “Hampir setiap hewan merupakan spesies baru,” kata Sampson. Bukan hanya dinosaurusnya, melainkan juga mamalia, ikan, kadal, kura-kura, dan buaya yang terdapat di sini. “Sepertinya semua fauna di sini baru bagi dunia ilmu pengetahuan.”
Para peneliti menyimpulkan bahwa ada yang memisahkan dinosaurus Laramidia bagian selatan dengan kerabatnya di utara. Dalam keadaan terisolasi, setiap komunitas hewan berkembang sendiri-sendiri. Namun, menurut Sampson dan rekan-rekannya, bukan penghalang fisik, seperti pegunungan atau sungai besar, yang memisahkan hewan tersebut. Gunung dapat menghalangi sebagian hewan, katanya, tetapi sebagian yang lain dapat melewatinya dengan mudah: “Itu biasa terjadi.” Adapun sungai, “sulit untuk membayangkan bahwa ada sungai yang bisa bertahan selama puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu tahun,” kata Sampson.
Malam itu, sambil duduk di samping api unggun di dekat sebuah sungai yang sudah kering, Sampson mengajukan penjelasan alternatif atas “keeksklusifan” dinosaurus Laramidia. Teori yang diyakini Sampson berdasarkan penelitian tahun 1980-an yang dilakukan Thomas Lehman, ahli paleontologi. Bagaimana jika perbedaan kondisi lingkunganlah yang memisahkan hewan di Laramidia?
Setelah spesies dinosaurus menyebar ke kawasan yang sangat luas, populasi di kedua ujungnya akan beradaptasi melalui seleksi alam terhadap zona iklim dan vegetasi yang berbeda. Lama-kelamaan, anggota kedua populasi itu menjadi sedemikian berbeda, sehingga apabila bertemu, keduanya tidak dapat lagi kawin satu sama lain. Pada saat itulah kedua populasi itu menjadi spesies yang berbeda.
Menurut Sampson dan rekan-rekannya, perbedaan itu mungkin bukan hanya didorong oleh seleksi alam, melainkan juga oleh kekuatan evolusi lain: seleksi seksual. Ciri aneh hewan selatan, terutama di kalangan dinosaurus herbivora, tampak seperti contoh ideal bagi seleksi seksual. Sementara seleksi alam memihak ciri yang penting untuk bertahan hidup, seperti tungkai dan gigi, seleksi seksual lebih mengunggulkan ciri yang penting untuk memikat pasangan, seperti ekor merak atau tanduk rusa. Tanduk, rangga, serta mahkota menakjubkan herbivora Utah tidak akan banyak gunanya untuk melindungi diri dari pemangsa. Tanduk dan cula Ceratopsia, misalnya, lebih cocok untuk bertarung dengan sesama jenisnya guna memperebutkan kekuasaan. Dan mahkotanya, yang terlalu tipis untuk dipakai bertarung, mungkin digunakan untuk memikat lawan jenis, kata Sampson. “Lebih buat pamer.”
Lalu apa yang menyebabkan ukuran jumbo dinosaurus tersebut? Bagaimana mungkin begitu banyak spesies raksasa—lebih banyak daripada yang ada di sabana Afrika—bisa bertahan hidup di Laramidia? Bukankah hewan itu perlu kawasan hidup yang luas? Perjalanan 1.500 kilometer antara Utah dan Alberta seharusnya bukan hal sulit bagi, misalnya saja, dinosaurus sepanjang sembilan meter. Bukankah seharusnya terjadi lebih banyak interaksi antara kedua populasi itu?
Di sinilah tumbuhan berperan, kata Ian Miller, keesokan paginya di situs fosil tumbuhan yang baru ditemukannya di punggung gunung itu. Sambil duduk di atas belebas batu, di tengah alam yang kering, terjal, dan nyaris tanpa tumbuhan, Miller memalu batu seukuran melon hingga terbelah dua. Di kedua sisi dalamnya terlihat cetakan selembar daun—utuh, lengkap dengan semua detail spesimen yang bak baru sehari jatuh ke kolam.
“Tempat ini belum jadi gurun 75 juta tahun yang lalu,” kata Miller. “Kami menemukan lebih banyak tanaman merambat dalam formasi ini daripada dalam formasi lain yang pernah saya lihat. Hutan di sini lebih cocok disebut rimba, penuh dengan oyot yang melilit pepohonan. Kami juga menemukan daun teratai dan eceng gondok, jadi bisa dipastikan di sini ada kolam air dengan tumbuhan mengambang. Dan sungai besar. Bayangkan Sungai Amazon, yang selain memiliki sungai utama juga memiliki banyak anak sungai dan danau yang dipenuhi tanin, sehingga airnya berwarna hitam. Mungkin seperti itulah keadaan kolam kecil tempat jatuhnya daun ini.”
Tumbuhan di bagian selatan Laramidia ini mungkin sangat lebat dan subur sehingga hewan tidak perlu menempuh jarak jauh, duga Miller. Bahkan, mungkin dinosaurus paruh bebek terbesar pun bisa mencukupi kebutuhannya dalam wilayah yang relatif kecil. Demikianlah yang terjadi di hutan hujan tropis saat ini, katanya: berbagai spesies hidup bersama dalam wilayah yang sempit. Seluruh benua Laramidia mungkin saja terbagi menjadi beberapa zona ekologi sesuai lintangnya, masing-masing mendapat curah hujan atau sinar matahari yang berbeda dan dihuni dinosaurus yang berlainan. Tidak perlu penghalang fisik untuk menjelaskan terjadinya ledakan spesies baru.
“Masih perlu banyak penelitian,” kata Miller. “Dalam banyak hal, itu masih dugaan yang belum terbukti. Tetapi jika kami benar, dan memang ada populasi eksklusif kecil yang tidak berpindah, tidak berinteraksi dengan populasi lain, seleksi seksual memang bisa terjadi dengan sangat cepat.”
Alam subur yang memungkinkan terjadinya hal ini mungkin lebih mirip rawa Kalimantan daripada Utah saat ini, kata Sampson. Tetapi, perbandingan seperti itu tentu tidak benar-benar tepat, tambahnya, karena keadaan bumi sangat berbeda pada 75 juta tahun yang lalu. “Pengetahuan umat manusia tentang dinamika ekologi masih nol besar.”
Itu sebabnya setiap tahun dia dan timnya kembali ke tanah tandus Utah, menguak informasi baru tentang riwayat Laramidia dalam setiap kunjungannya. “Setiap membelah batu, selalu ada kejutan, Ya Tuhan, saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” kata Miller. “Ini spesies baru. Masih belum dikenal ilmu pengetahuan.”
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR