!break!
Carl Akeley adalah bapak taksidermi modern. Penjelajah dan naturalis kelahiran New York ini seorang diri mengangkat status taksidermi dari pekerjaan pengawetan yang bau—menguliti hewan, merebus tulang, merangkai tulang dengan kawat, mengisi kulit berangka dengan majun dan jerami—hingga menjadi seni.
Dia membentuk sikap alami hewan awetan itu dengan bantuan tanah liat dan bubur kertas, guna menirukan otot dan pembuluh darah spesimen dengan ketepatan anatomi yang belum pernah terlihat sebelumnya, lalu memasang kulitnya. Dia kemudian mengumpulkan margasatwa awetan tersebut dalam diorama yang dirancang untuk menampilkan habitat aslinya.
Inovasi Akeley lebih dari sekadar teknik mengolah hewan mati. Dia menciptakan kerangka narasi sehingga kita dapat memahami kisah hewan tersebut, kebiasaan yang berlanjut hingga sekarang. “Kunci taksidermi adalah menyampaikan seluruh cerita,” kata Jordan Hackl, pemula 22 tahun yang ikut serta dalam kejuaraan itu. Ini bukan soal mengawetkan rusa, jelasnya. Melainkan soal menyampaikan kisah rusa tersebut. Apakah saat itu musim dingin? Kalau begitu rusa jantan tersebut harus lebih lebat bulunya. Apakah sedang berahi? Apakah ada betinanya? Kalau begitu maka hidungnya harus mengembang.
Dampak Akeley terlihat di mana-mana dalam dunia taksidermi. Beberapa kreasi paling terkenalnya masih dipajang.
Di tengah Akeley Hall of African Mammals di AMNH terdapat “The Alarm”, tablo delapan gajahnya. Tablo berusia satu abad ini masih tetap menarik dan dianggap oleh banyak pihak sebagai contoh taksidermi terbaik di dunia.
!break!Namun, ada karya lain Akeley di aula itu yang mungkin paling penting. Diorama gorila gunung, yang spesimennya dibunuh oleh timnya di Kongo, yang pada 1921 masih menjadi jajahan Belgia. Perjalanan itu mengubah hidup Akeley: Saat menatap punggung perak yang mati, komentarnya di belakang hari, “saya perlu mengerahkan seluruh semangat ilmiah agar tidak merasa sebagai pembunuh.”
Sekembalinya dari Afrika, Akeley melobi Raja Belgia Albert I untuk membuat suaka bagi gorila gunung. Parc National Albert, didirikan tahun 1925, merupakan taman nasional pertama di Afrika dan sekarang bernama Taman Nasional Virunga. Atas usahanya, Akeley diakui sebagai perintis konservasi gorila.
Dalam pandangan Akeley, taksidermi merupakan layanan ilmiah yang berharga, cara melestarikan sesuatu yang dikhawatirkannya akan punah. Dia menulis tentang kekhawatiran tersebut dalam edisi Agustus 1912 majalah ini, dalam artikel yang menggambarkan perburuan gajah yang digunakan dalam tablo “The Alarm”. Dia kecewa hanya mendapatkan gajah dengan gading seberat 45 kilogram, sementara, tulis Akeley, gajah dengan gading seberat 90 kilogram merupakan hal yang biasa. Dia berharap bisa mendapatkan salah satunya untuk diawetkan bagi generasi mendatang, tulisnya, karena dia menduga bahwa tidak lama lagi “spesimen raksasa yang tersisa itu akan habis lantaran diburu demi gadingnya.”
Saat ini sudah sulit sekali mencari gajah dengan gading seberat 45 kilogram sekalipun.
!break!
George Dante membuka lemari es dan mengeluarkan Lonesome George, kura-kura terakhir Pulau Pinta Galapagos, yang mati pada 2012. Dante, salah satu ahli taksidermi terpandang di dunia, diminta mengawetkan hewan terkenal tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR