Nationalgeographic.co.id—Ketika manusia purba pertama kali tiba di Eropa, mereka mungkin hidup berdampingan dengan burung terbesar yang berjalan di Bumi yakni makhluk mirip burung unta dengan dan berat 453 kg dan tinggi 3,3 meter.
Dikutip dari News Week, burung burung raksasa di zaman purba selama ini dianggap hanya hidup terbatas di daratan Madagaskar, Selandia Baru, dan Australia yang jauh.
Spesies terbesar yang diketahui adalah burung gajah, yang hidup menjelang akhir periode Kuarter (sekitar 2,5 juta hingga 11.700 tahun yang lalu). Makhluk ini diperkirakan memiliki massa tubuh hingga 680 kilogram. Sebagai perbandingan, burung unta biasa memiliki berat sekitar 136 kg.
"Burung fosil dengan ukuran raksasa yang mengesankan belum pernah didokumentasikan dari Eropa atau Belahan Bumi Utara pada umumnya," para ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia mencatat dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Vertebrate Palaeontology.
Namun, penggalian di Gua Taurida di Semenanjung Krimea mengarah pada penemuan spesies burung yang sangat besar. Spesies ini bukanlah hal baru. Sebelumnya telah diidentifikasi dari fosil yang ditemukan di situs-situs di Eropa Timur. Tetapi sampai sekarang tidak jelas kapan ia hidup atau apakah manusia purba akan melakukan kontak dengannya.
Para ilmuwan mengatakan burung itu, bernama Pachystruthio dmanisensis, kemungkinan adalah makhluk yang tidak bisa terbang. Tulang pahanya, yang panjang dan tipis, menunjukkan bahwa ia adalah pelari yang cepat. Setelah menganalisis tulang, tim mengatakan berat Pachystruthio hampir setara dengan beruang kutub.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Burung Beku Bertanduk Berusia 46.000 Tahun di Siberia
Pachystruthio ditemukan bersama tulang bison purba dan fosil lainnya, memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan usianya antara 1,5 dan dua juta tahun yang lalu. Ini sebanding dengan usia situs arkeologi terdekat yang dianggap sebagai bukti awal hominin di luar Afrika.
Akibatnya, para peneliti percaya burung-burung besar ini akan menjadi bagian dari lanskap pada saat nenek moyang kita tiba. "Burung besar ini mungkin menjadi sumber daging, tulang, bulu, dan kulit telur bagi populasi hominin awal," tulis para ilmuwan.
Baca Juga: Dinosaurus Pterosaurus Mengajarkan Sistem Penerbangan yang Baik
Nikita Zelenkov, penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa belum memiliki bukti mengenai interaksi lebih lanjut dengan manusia purba, tetapi jenis apa pun dari mereka pasti ada. Dia berpikir bahwa Pachystruthio adalah hewan yang tak berbahaya. Hanya saja kemampuan berlarinya kemungkinan besar memang untuk menghindar dari pemangsa.
Terlebih hewan lain yang hidup di wilayah tersebut pada waktu yang sama dengan Pachystruthio termasuk cheetah raksasa, hyena raksasa, dan kucing bertaring tajam. Kemampuannya untuk berlari kemungkinan merupakan kunci untuk kelangsungan hidupnya.
Mereka saat ini tidak tahu spesies burung mana yang paling dekat hubungannya dengan Pachystruthio. Penggalian terus berlanjut di situs gua tempat ditemukannya. Zelenkov berharap dapat menggali lebih banyak tulang untuk lebih memahami spesies tersebut.
Baca Juga: Alvarezsaurus, Dinosaurus yang Tubuhnya Menyusut Jadi Seukuran Ayam
Source | : | News Week |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR