Sebuah ekspedisi ilmiah ke Amazon, Kolombia, berhasil mengungkapkan keberadaan sebuah spesies baru monyet. Monyet seukuran kucing itu merupakan bagian dari monyet titi (Callicebus caquetensis). Saat ini, spesies monyet titi terancam punah karena hilangnya habitat serta populasinya yang sangat sedikit. Fakta tersebut diungkapkan pada saat pengumuman penemuan spesies ini kemarin, Kamis (12/8), oleh sebuah organisasi nirlaba Conservation International.
C. caquetensis memiliki rambut cokelat keabu-abuan, tapi tidak memiliki sejumput rambut abu-abu di kening seperti Callicebus pada umumnya. C. caquetensis berjenggot merah di sekitar kedua pipi. Ekornya yang panjang dihiasi rambut abu-abu.C.caqutensis berpasangan secara monogami. Sepasang spesies ini sangat sering ditemui sedang berduaan menjalin ekor di atas cabang pohon. Umumnya, mereka punya keturunan setahun sekali. Berdasarkan informasi dari spesies terdekat, setiap kali pasangan C. caquetensis punya bayi baru, anak yang lebih tua akan didorong untuk hidup mandiri agar mereka bisa konsentrasi mengurus si bayi. Keluarga spesies ini hidup dalam kelompok berjumlah 4 individu di pepohonon sekitar Sungai Caqueta.
"Penemuan ini sangat menggairahkan," kata Thomas Defler, salah seorang ilmuwan yang tergabung dalam ekspedisi. "Kami sudah sejak lama mendengar adanya hewan ini, tapi sejak lama pula kami tidak bisa memastikan kalau spesies ini berbeda dari spesies titi lainnya. Sekarang kami tahu kalau monyet ini merupakan spesies unik dan menunjukkan kalau masih banyak keragamanan yang bisa ditemukan di Amazon."
Rumor tentang adanya spesies primata yang belum ditemukan di perbatasan antara Ekuador dan Peru sudah beredar sejak 30 tahun yang lalu. Akan tetapi, konflik akibat pemberontakan membuat daerah tersebut terisolasi dan sulit untuk dieksplorasi. Baru pada tahun 2008, sekelompok ilmuwan berhasil menjelajah. Mereka adalah Thomas Defler dan Marta Bueno, serta seorang siswa National University of Colombia bernama Javier García.
Diperkirakan jumlah monyet titi saat ini tak lebih dari 250 ekor--jumlah populasi yang sehat adalah ribuan. Kecilnya jumlah monyet titi ini dikibatkan tergerusnya hutan akibat penebangan untuk pembukaan lahan.
"Penemuan ini sangat penting, selain karena mengingatkan kita akan keanekaragaman hayati di bumi, juga menyadarkan kita perlunya menjaga kelestarian keanekaragaman tersebut," kata José Vicente Rodríguez kepala ilmuwan dari Conservation International Kolombia yang juga Presiden Colombia Association of Zoology.
Sumber: LiveScience
Foto: Javier Garcia/LiveScience
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR