Enam ikan emas digunakan sebagai pengawas kemurnian air yang dialirkan ke kamar kecil di Convention and Exhibition Center South Korea, tempat pertemuan G-20.
Oh Su-Young, Public Relation Manager yang bertugas mengatakan, "Ikan emas itu hanya salah satu bagian dari proses inspeksi." Keenam ikan emas itu diletakkan di sebuah tempat penampungan yang diisi dengan air yang akan disuplai ke dalam kamar kecil. Ikan-ikan emas itu diawasi terus-menerus. Kalau keenam ikan emas itu hidup sehat di air, berarti air yang dialirkan aman pula bagi para pemimpin negara. Tapi kalau ada ikan yang mati, berarti...
Penggunaan ikan emas ini mengundang kritik dari aktivis hewan People for Ethical Treatment of Animals (PETA). Mereka mengatakan, dengan menaruh ikan emas sebagai bagian dari proses pemeriksaan, Korea Selatan telah menaruh ikan-ikan tersebut dalam kondisi bahaya. PETA menyebutkan bahwa ikan emas bisa merasakan rasa sakit yang sama dengan manusia, anjing dan kucing.
"Melindungi para pemimpin dunia memang merupakan hal serius. Tetapi, melindungi ikan yang akan merasakan rasa sakit yang sama dengan manusia juga sama seriusnya," kata presiden eksekutif PETA, Tracy Reiman. Ia menulis surat pada pihak pemerintah Korea selatan yang mengurus hal tersebut dan mengatakan bahwa ada banyak cara untuk melindungi pemimpin tanpa mengorbankan ikan emas yang mungkin mati akibat air yang mungkin terkontaminasi.
Air yang dialirkan ke kamar-kamar kecil di pertemuan G-20 adalah air daur ulang. Pengelola gedung tersebut bekerja sama dengan pusat perbelanjaan di kompleks yang sama untuk melakukan proses daur ulang air. Mereka telah berhasil mendaur ulang 150.000 ton air dalam setahun dan mampu menghemat pengeluaran sebesar hampir 333 ribu dolar Amerika Serikat.
Su Young mengatakan bahwa penggunaan ikan emas adalah "simbolisasi kebijakan air ramah lingkungan".
Teks oleh Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR