Mahasiswa Newcastle University berhasil merekayasa bakteri yang dapat memperbaiki keretakan pada beton.
Bakteri yang direkayasa secara genetik itu diprogram untuk menemukan retakan pada beton. Kemudian setelah mendapatkan titik yang dicari, bakteri tersebut memproduksi kalsium karbonat dan sejenis lem bakteri. Perekat ini bersinergi dengan sel-sel filamen bakteri yang dapat mengembalikan kekuatan beton yang retak dan pada dasarnya "menjahit" beton tersebut kembali ke kondisi semula.
Bakteri itu diberi nama Bacillus subtilis, Sedangkan agen perekat betonnya diberi nama BacillaFilla oleh tim mahasiswa yang berjumlah sembilan orang yang berasal dari beragam disiplin ilmu seperti ilmu komputer, teknik sipil dan bioinformatika hingga mikrobiologi dan biokimia.
Menurut Dr. Jennifer Hallinan, instruktur para mahasiswa sekaligus peneliti pada sistem kompleks di Newcastle University, Inggris, pengembangan agen perekat itu bertujuan untuk memperpanjang usia struktur bangunan dengan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. "Sekitar 5% emisi karbondioksida buatan manusia berasal dari pembuatan beton dan itu merupakan sumbangan yang cukup besar terhadap pemanasan global," kata Hallinan.
Ia juga mengatakan bahwa pengembangan bakteri perekat ini sangat berguna di daerah rawan gempa bumi. Sebab setelah gempa, ratusan bangunan harus dirobohkan karena hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk memperbaiki retakan pada beton dan mengembalikannya menjadi struktur yang benar-benar aman.
Sumber: The Engineer
REKOMENDASI HARI INI
Mari Bercerita Tentang Kita, Pangan, dan Kehilangan-Kehilangan
KOMENTAR