Kebijakan sederhana bikin China sukses kurangi sampah plastik
Rabu, 1 Desember 2010 | 15:45 WIB
Sebuah kebijakan yang melarang toko memberikan tas plastik kepada pelanggan membuat penggunaan tas plastik menurun hingga 50 persen, setara dengan 100 miliar tas plastik.
Pada tahun 2008, pemerintah China mengeluarkan peraturan yang melarang toko-toko memberikan tas plastik secara gratis kepada pelanggan yang berbelanja. Toko harus menetapkan biaya tambahan bagi pelanggan yang tetap ingin memakai tas plastik dan mereka boleh mengambil keuntungan dari penjualan tas plastik. Hasilnya, pelanggan belajar menggunakan tas plastik bekas.
Sebuah siswa asal China melakukan penelitian tentang penggunaan plastik dan peraturan pemerintah tersebut. Sebelum Juni 2008, sebelum aturan tersebut berlaku, ia mendapati kalau pelanggan di Beijing dan Guiyang menggunakan 21 tas plastik baru setiap minggu. Setelah aturan itu dijalankan, penggunaan tas plastik menurun sebanyak 49 persen. Selain itu, ia juga mendapati kalau separuh tas plastik bekas digunakan kembali.
Pada tahun pertama setelah aturan itu berlaku, penggunaan tas plastik menurun hingga 40 miliar tas plastik. Pada tahun kedua, penurunan itu mencapai 100 miliar tas plastik. Demikian dilaporkan oleh The Guardian.
Jumlah tersebut bisa lebih besar, menurut treehugger, apabila penegakan peraturan berjalan efektif. Soalnya, masih ada beberapa toko yang memberikan tas plastik secara gratis. Selain itu, sampah plastik juga seharusnya bisa lebih dikurangi dengan kebijakan-kebijakan lain yang serupa.
Plastik merupakan sampah yang berbahaya karena sulit diurai. Penguraiannya butuh waktu ratusan hingga ribuan tahun. Plastik berbahaya bagi manusia dan hewan. Burung, ikan, paus, dan satwa lainnya bisa mati karena memakan sampah plastik. Manusia sendiri akan tergganggu kesehatannya akibat menghirup asap yang dihasilkan oleh pembakaran sampah plastik. Selain itu, makanan panas yang dibungkus plastik bisa terkontaminasi oleh berbagai bahan kimia, membuat makanan jadi beracun.
Sumber: treehugger
REKOMENDASI HARI INI
Shotel, Pedang Lengkung Bermata Dua yang Penting bagi Sejarah Afrika
KOMENTAR