Kawasan Amerika Utara dan Tengah dapat melihat gerhana total 20-21 Desember, tapi hanya sejumlah wilayah Indonesia yang dapat melihat gerhana bulan sebagian. Para peneliti memprediksi saat gerhana terjadi, bulan akan telrihat sangat merah, karena terpengaruh debu vulkanik letusan gunung api yang memenuhi atmosfer bumi.
Bagian bumi yang dapat melihat gerhana bulan total secara penuh adalah kawasan Amerika Tengah dan Amerika Utara. Jika dihitung dari fase bulan memasuki penumbra, fenomena alam ini akan terjadi selama 5 jam 35 menit 14 detik. Dalam rentang itu, bulan berada di umbra selama 3 jam 28 menit 43 detik dan di antaranya adalah masa gerhana bulan total yakni 1 jam 12 menit 21 detik.
Penumbra adalah daerah dengan bayang-bayang kabur saat gerhana terjadi. Sedangkan umbra adalah daerah dengan bayang-banyang gelap saat gerhana terjadi.
Sekitar 1,5 miliar orang akan punya kesempatan melihat gerhana bulan total ini. Selain itu, sekitar setengah populasi dunia atau tiga miliar orang akan dapat melihat setidaknya gerhana sebagian. Di sebagian belahan dunia, gerhana bulan hanya akan terlihat sebagian atau tidak terlihat karena terjadi saat siang dan bulan tidak berada di atas horizon daerah tersebut.
Bulan mulai memasuki wilayah penumbra pada Selasa (21/12) 00:29 EST atau Senin (20/12) 21:29 PST alias Selasa 12:29 WIB. Fase memasuki umbra dimulai pada 1:33 EST atau 22:33 PST. Gerhana total dimulai pada 2:41 EST atau 23:41 PST hingga 3:53 EST atau 00:53 PST. Bulan meninggalkan umbra pada 5:01 EST hingga 02:01 PST dan kemudian meninggalkan penumbra pada 6:04 EST atau 03:04 PST. Saat meninggalkan penumbra inilah gerhana bulan resmi berakhir..
Di Indonesia, gerhana bulan ini hanya terlihat sebagian dan pada fase gerhana hampir selesai. Wilayah Indonesia Timur mulai mengalami gerhana bulan pada Selasa (21/12) pukul 17:53 WIT, saat bulan mulai muncul. Kawasan Indonesia Tengah pada pukul 18:01 WITA, dan Indonesia bagian barat, kecuali pulau Sumatera dan bagian paling barat pulau Jawa, pada pukul 18:04 WIB.
Kawasan yang sama sekali tidak dapat melihat gerhana ini selain Sumatera adalah Asia Selatan, Timur Tengah, Asia Barat, dan sebagian Afrika wilayah timur.
Gerhana ini juga bertepatan dengan titik balik matahari, Titik balik matahari 21 Desember adalah hari terpendek dalam setahun di belahan bumi utara. Di belahan bumi utara disebut titik balik matahari musim dingin dan di selatan disebut titik balik matahari musim panas.
Sebelum tahun ini, gerhana bulan total yang bertepatan dengan titik balik matahari terjadi pada 21 Desember 1980 dan 22 Desember 1999. Setelah tahun ini, kita harus menunggu lebih lama lagi untuk mengalami gerhana bulan yang bertepatan dengan titik balik matahari pada Desember, yakni pada 21 Desember 2094. Pada gerhana bulan yang bertepatan dengan titik balik matahari 84 tahun mendatang, kawasan Asia akan gantian dapat melihat dengan total fenomena ini. Sementara belahan bumi yang tahun ini dapat menyaksikan, tidak akan dapat melihat fenomena yang sama.
Bulan Merah
Gerhana bulan terjadi saat matahari-bumi-bulan berada dalam satu garis lurus. Sehingga, sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalang bumi. Selama gerhana bulan total, bulan purnama berada dalam daerah umbra.
Sebenarnya, saat gerhana bulan terjadi, seringkali sinar matahari masih bisa menerobos bayangan bumi. Karena, ada sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Sinar ini kebanyakan berspektrum warna merah. Akibatnya saat gerhana, bulan akan berwarna lebih gelap, merah, jingga, atau coklat.
Dengan banyaknya letusan gunung api yang membawa debu vulkanik ke atmosfer tahun ini, para peneliti memprediksi bulan tidak akan terlihat kuning keemasan melainkan lebih gelap, berwarna merah gelap atau coklat. Gunung Api yang meletus hebat tahun ini adalah Eyjafjallajokull di Islandia serta Merapi dan Bromo di Indonesia.
Gerhana bulan tahun ini juga diprediksi akan mempermudah pengamatan atas hujan meteor Ursids pada 22 hingga 23 Desember. Ursids biasanya sulit dilihat karena cahaya terang dari bulan purnama. Namun, dengan terjadinya gerhana, ada kemungkinan memperhatikan hujan meteor Ursid dengan lebih mudah.
Selain itu, gerhana 20-21 Desember memakan waktu cukup panjang. Sekitar 72 menit bulan benar-benar tertutup bayangan bumi sehingga bulan 10.000 hingga 100.000 lebih kabur dan membuat banyak bintang redup dan Bimasakti terlihat lebih bersinar.
Sumber: NASA, Space.com
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
KOMENTAR