Tari Bali, noken, & TMII diajukan sebagai warisan budaya dunia
Selasa, 28 Desember 2010 | 13:48 WIB
Tari Bali, noken, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan diajukan dalam nominasi warisan budaya dunia ke Unseco pada 2011.
Lewat Hary Waluyo, Direktur Penelitian dan Pengembangan Budaya, Badan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, menganggap ketiga jenis warisan budaya tersebut layak diajukan karena mewakili geografis Indonesia yang selama ini dianggap terlalu berpusat di wilayah Jawa. "Setelah Jawa Barat, pilihan pengajuan budaya Indonesia ke Unesco beralih ke budaya di luar Pulau Jawa, yakni Bali dan Papua," kata Harry. Angklung dari Jawa Barat sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dari Indonesia.
Harry menjelaskan, ada sembilan jenis tari Bali yang diajukan ke Unesco. Setiap tari mewakili sembilan kabupaten yang ada di Pulau Dewata. Namun Harry tidak bisa memberikan nama-nama jenis tarian asal Pulau Dewata tersebut.
Sementara noken dipilih karena dianggap sebagai ikon khas masyarakat Papua. Noken atau agiya adalah sebuah alat yang biasa digunakan oleh perempuan di pedalaman Papua untuk membuai bayi mereka, menyimpan babi, umbi-umbian, sayur, dan pakaian. Noken terbuat dari tali hutan (kayu) khusus yang tidak mudah putus, seperti rotan atau pohon lainnya.
Dengan perkembangan zaman, noken pun mengalami kemajuan dalam produksinya. Setelah proses anyam, noken diberi warna-warni sehingga berpenampilan lebih menarik. Noken bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Papua dengan harga antara Rp15.000 sampai Rp100.000 per buah.
TMII dipilih diajukan karena akan dijadikan model penataan budaya yang bukan benda oleh negara-negara lain, demikian kata Harry.
Saat ini semua proses pengajuannya tengah diurus oleh Badan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kemenbudpar . Batas terakhir pengajuan yang diberikan Unesco adalah sampai 31 Maret 2011.
Selain ketiganya, tari Saman asal Aceh juga akan diumumkan sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia pada tahun 2011. (Jodhi Yudono)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Dari Jan Huygen van Linschoten dan Itinerario, Gagasan VOC Bermula
KOMENTAR