Peneliti dari University of Washington menyatakan Gagak Mariana (Corvus kubaryi), gagak hutan yang hidup di Pulau Rota, Laut Pasifik bagian barat, akan punah 75 tahun lagi. Kepunahan bisa terjadi dua kali lebih cepat dari perkiraan, jika gagak ini tidak dibantu melewati tahun pertama kehidupannya.
James Ha dari University of Washington, menguji tingkatan kemampuan bertahan hidup terhadap 97 Gagak Mariana yang telah dilacak antara 1990 hingga 2010. Ha menemukan bahwa hanya 40 persen Gagak berhasil bertahan hingga tahun pertama hidupnya. Angka ini sanagt rendah dibanding perkiraan peneliti sebelumnya, 60 hingga 80 persen.
"Kemampuan bertahan pada tahun pertama yang paling penting. Jika hanya 40 persen Gagak Mariana yang dapat bertahan pada tahun pertama, maka kami memprediksi spesies ini akan punah dalam 75 tahun," kata Ha. Gagak Mariana saat ini diperkirakan berjumlah 330 ekor. Menggunakan persentase bertahan hidup dan kesuburan gagak betina, Ha memperkirakan 91 Gagak Mariana akan punah dalam 20 tahun. Sehingga, dalam 75 tahun Gagak Mariana akan punah seluruhnya.
Sebelumnya, para peneliti meyakini, rata-rata kemampuan bertahan hidup gagak di tahun pertama adalah 60 hingga 80 persen. Dengan rata-rata bertahan hidup 60 persen, Gagak Mariana dapat bertambah jumlah hingga 218 dalam 20 tahun dan punah dalam 133 tahun. Sedangkan dengan persentase 80 persen, dalam 20 tahun akan ada 453 Gagak Mariana dan kepunahan tidak terjadi.
"Berdasarkan model populasi, jika kita bisa mendorong peningkatan kemampuan bertahan hidup pada tahun pertama dari 40 persen menjadi 70 persen, Gagak Mariana akan baik-baik saja," ujar Ha. Dia dan rekan-rekannya berharap dapat membangun fasilitas tempat mereka bisa menetaskan telur, membesarkan anak gagak hingga tahun pertama, dan kemudian melepas gagak dewasa ke alam bebas.
Dari 35 spesies gagak, Mariana merupakan salah satu yang berstatus jarang ditemukan dan dikategorikan terancam. Dengan hanya memiliki berat sekitar satu kilogram, Gagak Mariana 40 persen lebih kecil daripada gagak lainnya. Gagak Mariana hidup di Pulau Rota yang dihuni sekitar 1.200 orang dan terletak 90 km utara Guam. Pulau Rota adalah bagian dari teritorial Amerika Serikat.
Di Indonesia, sejumlah spesies gagak juga membutuhkan perhatian lebih karena terancam punah. Salah satunya adalah Gagak Banggai atau Corvus unicolor. Gagak ini terdaftar sebagai Spesies Kritis oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources/IUCN dan pernah dianggap punah. Gagak ini ditemukan kembali di Pulau Peleng pada 2007-2008. Jumlah populasi Gagak Banggai terus menurun karena hilangnya habitat.
Sumber: ScienceDaily
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Aliran Listrik dari Panas Bumi Menghidupkan Kampung Adat Cako hingga Mano
KOMENTAR