Gagal laksanakan resolusi tahun baru? Salahkan otak!
Rabu, 5 Januari 2011 | 13:55 WIB
Kenapa kebiasaan buruk sulit dihentikan? Karena kebiasaan-kebiasaan itu sudah terjalin di dalam otak. Meskipun demikian, ilmuwan menjelaskan kalau bukan berarti orang harus menyerah. Mereka punya trik yang bisa membuat kebiasaan baik menggantikan kebiasaan buruk.
Kebiasaan buruk biasanya melekat lebih kuat daripada kebiasaan baik. "Orang harus melawan kekuatan untuk memperoleh kenikmatan dengan cepat," kata Dr. Nora Volkow, direktur National Institue on Drug Abuse. Menurut Volkow, manusia lebih menghargai kenikmatan sesaat daripada kenikmatan jangka panjang.
Perasaan nikmat yang cepat yang berubah menjadi kebiasaan buruk ada kaitannya dengan bahan kimia yang ada di otak, yakni dopamin. Senyawa ini membuat otak selalu meminta kenikmatan terus-menerus, apalagi ketika ada pemicunya di dalam lingkungan. "Saya tidak suka popcorn. Tapi setiap kali ke bioskop, saya merasa harus memakan popcorn. Hebat, kan?" Volkow memberi contoh. Bagian otak yang kaya akan dopamin, yaitu striatum, merekam rutinitas yang berhubungan dengan kenikmatan tertentu.
Dopamin, lewat beberapa penelitian, telah diketahui punya peranan bagi pecandu alkohol dan narkoba. Tapi sekarang, dopamin ternyata berpengaruh pada kebiasaan lain yang lebih umum. "Segala sesuatu yang berhubungan dengan aksi dan ganjaran, serta kebiasaan, berhubungan dengan dopamin," kata Volkow.
Gawatnya, seperti dijelaskan Loran Nordgren, asisten profesor di Kellogg School of Management, Northwestern University, orang biasanya terlalu percaya diri bahwa mereka mampu menolak godaan. "Mereka menganggap remeh upaya untuk menghilangkan kebiasaan buruk," lanjut Nordgren yang mempelajari tekad dengan godaan.
Berikut ini adalah beberapa trik dari ilmuwan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baik.
Ulangi terus kebiasaan baru setiap hari sehingga striatum mengenali kebiasaan itu. "Akhirnya Anda akan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukan kebiasaan itu," jelas Volkow.
Beri penghargaan pada diri Anda, demikian Volkow menegaskan. "Beli barang yang sangat Anda inginkan," katanya.
Volkow mengingatkan kalau stres bisa membuat kebiasaan buruk kembali lagi.
Potong rutinitas yang bisa berhubungan kebiasaan buruk. "Apa di lingkungan Anda yang bisa memicu kebiasaan buruk? Jaga diri Anda dari itu," tegas Nordgren.
REKOMENDASI HARI INI
Geger Samin: Saat Penganut 'Agama Adam' Tolak Bayar Pajak pada Era Kolonial
KOMENTAR