Dalam sebuah paparan di acara Historical Clinicopathological Conference, 6 Mei 2011, misteri kematian Darwin akhirnya terkuak.
Sidney Cohen, direktur riset di Jefferson Medical College di Philladelphia memaparkan hasil analisisnya tentang kematian Darwin. Ia mengatakan bahwa Darwin menderita penyakit Chagas, infeksi Heliobacter pylori dan cyclic vomiting syndrome.
Menurut Cohen, Darwin mulai menderita penyakit Chagas dan infeksi parasit setelah digigit serangga yang mengandung parasit endemik Argentina dalam perjalanannya melewati Pasifik dan Kepulauan Galapagos selama 5 tahun. Saat ini, penyakit tersebut bisa diobati dengan Benznidazole dan Nifurtimox.
Sementara, penyebab vomiting syndrom atau muntah-muntah belum bisa diuraikan. Kemungkinan sindrom itu berkaitan dengan stres dan akan hilang bila penyakit lain terobati. Dalam saat terparah penyakitnya, diketahui Darwin memuntahkan semua makanan, terutama setelah sarapan.
Meskipun diduga bahwa Darwin mengalami penyakit jantung, namun gigitan serangga yang memacu timbulnya penyakit lain itulah yang dikatakan penyebab utama kematian Darwin. Penyakit jantung sendiri diperkirakan dipacu oleh Chagas yang diderita.
Meninggalnya Darwin sebenarnya adalah sebuah ironi, sebab ia merupakan anak dan cucu seorang ahli medis. Lebih dari 2 lusin diagnosis, termasuk skizofrenia, dijatuhkan padanya. Beragam obat diberikan, tapi tak berhasil. Para dokter bingung dengan gejala yang dialami darwin.
Cohen menyatakan, penelitian yang dilakukannya menambah kekagumannya pada Darwin. "Sulit untuk mengetahui bagaimana penyakit memengaruhi karyanya. Tapi produktivitasnya tak pernah berkurang," katanya seperti dikutip AP.
Untuk menyimpulkan penyakit yang diderita Darwin, Cohen tak menggunakan sinar-X atau analisis darah apapun, sebab ia memang tak memilikinya. Cohen hanya menganalisa sekian gejala penyakit yang dialami Darwin. (Yunanto Wiji Utomo)
REKOMENDASI HARI INI
Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah, Masyarakat Jadi Kunci Konservasi
KOMENTAR