Setidaknya ada 12 harimau berhasil terekam kamera jebak, baik foto maupun video, di habitatnya di Riau. "Kabar menggembirakan sekaligus mencemaskan," demikian tertera dalam siaran pers WWF-Indonesia.
Berdasarkan survei bulan Maret dan April, kamera berhasil merekam dua keluarga harimau. Kamera pertama, yang berlokasi di koridor satwa Bukit Tigapuluh, Rimbang Baling, berhasil mengambil foto seekor induk dengan satu anak pada 24 maret 2011. Sementara itu, kamera kedua yang berjarak sekitar 10 kilometer dari kamera pertama berhasil merekam video keluarga harimau yang terdiri dari seekor induk dengan tiga anak.
Selain foto dan video tersebut, kamera berhasil merekam 47 foto harimau. "Enam di antaranya sudah teridentifikasi sebagai individu berbeda," kata Karmila Parakkasi, Koordinator Tim Riset Harimau WWF-Indonesia Program Riau.
Sebelum rekaman kali ini, kamera WWF juga pernah merekam seekor induk dengan dua anaknya di Rimbang Baling.
Rekaman video di tempat yang berdekatan ini mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan. Bertumpuknya harimau dalam satu kawasan hutan ini disebut fenomena "crowding."
"Mereka menempati satu kawasan hutan yang tutupannya masih bagus," kata Karmila. Ia menduga hal itu disebabkan oleh perubahan drastis tutupan hutan di kawasan tersebut. "Biasanya terjadi ketika ada penyempitan habitat dengan cepat," jelas Karmila.
Menurut survei, harimau menempati area hutan yang termasuk kawasan hutan produksi terbatas, hutan lindung, kawasan lindung berdasarkan RTRWP Riau, serta kawasan hutan yang berada di dalam area konsesi hutan tanaman industri.
Berdasarkan penelitian sejak 2005, koridor satwa Bukit Tigapuluh Rimbang Baling merupakan habitat penting bagi harimau sumatra serta habitat bagi gajah, orangutan sumatra, serta masyarakat asli Orang Rimba dan Talang Mamak. Saat ini, kawasan tersebut mengalami degradasi akibat pembukaan hutan dalam skala besar oleh perusahaan dan masyarakat untuk kebun sawit. Menurut data koalisi LSM di Riau dan Jambi, sejak tahun 2004 hingga 2010, blok hutan Bukit Tigapuluh sudah kehilangan hutan seluas 205.460 hektare.
Pemerintah mengaku berkomitmen untuk melipatgandakan populasi harimau sumatra dengan melindungi kawasan yang menjadi habitat harimau. Blok hutan Bukit Tigapuluh merupakan salah satu dari enam daerah penting untuk konservasi. Hal tersebut tertera pada Program Nasional Pemulihan Harimau yang diumumkan pada International Tiger Conservation Forum di St. Petersburg, Rusia, akhir tahun lalu.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR