Di kedalaman hutan hujan tropis Peru, spesies semut Pseudomyrmex triplarinus saling berkeja sama dengan pohon Triplaris americana yang menjadi inangnya. Semut mendapatkan makanan dari pohon sebagai imbalan atas perlindungan yang mereka berikan terhadap pohon tersebut.
"Semut menghuni rongga kosong di dalam pohon dan mengusir dengan gigih semua penyerang yang datang, termasuk tanaman lain," kata Dr. Tiffany Weir yang memimpin penelitian itu bersama Dr. Jorge Vivanco. Menurut Weir, semut dapat mengenali tanaman pengganggu dari pohon inangnya melalui sinyal kimia tertentu yang terdapat pada permukaan daun.
Kedua ilmuwan bersama tim mereka mendemonstrasikan simbiosis semut-pohon ini dengan menanam rerumputan di sekitar pohon Triplaris americana yang menjadi rumah semut. Selanjutnya, tim itu mengamati aktivitas pemangkasan yang dilakukan para semut selama lima minggu.
Ternyata dari hari ke hari, semakin banyak daun yang bukan berasal dari pohon inang yang dipangkas oleh semut. Daun-daun yang gugur dari pohon lain dan ditempelkan pada pohon Triplaris americana pun tak luput dari pemangkasan.
Kemampuan pengenalan semut terhadap pohon inangnya dibuktikan pada eksperimen lain. Semut-semut itu diberikan dua jenis kertas. Satu kertas dilapisi malam yang diekstrak dari pohon yang jadi inang mereka. Kertas lainnya dilapisi malam yang diekstrak dari pohon yang asing namun spesiesnya sangat dekat, yaitu Triplaris poeppigiana.
Hasilnya, semut memilih untuk menyerang kertas yang dilapisi ekstrak pohon asing. Ini menunjukkan semut bisa mengenali pohon inangnya dengan sangat baik dan sinyal kimia yang menuntun mereka untuk memiliki kemampuan tersebut berada di lapisan malam yang terdapat pada daun.
Fakta lain yang ditemukan tim itu adalah semut tetap menjaga pohon inang mereka bahkan selama musim hujan, waktu aktivitas semut sangat sedikit. Pembelaan itu termasuk dengan menyerang semut tetangga yang berasal dari sarang lain ketika mereka mendekati pohon inang yang dihuni. (Sumber: Science Daily)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Situs King Arthur's Hall Ternyata Bukan Berasal dari Abad Pertengahan
KOMENTAR