Seorang yang menderita lumpuh asal jepang akan berpetualang di Prancis. Ia akan dibantu oleh robot bernama Hybrid Assistive Limb (HAL) yang dikembangkan Tsukuba University.
Seiji Uchida (49 tahun) menderita lumpuh sejak 28 tahun lalu akibat kecelakaan mobil. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya dari pinggang ke bawah dan hanya memiliki satu tangan. Dengan bantuan "pakaian" robot canggih, Uchida akan mengunjungi Mont Saint Michel, sebuah biara bersejarah di Prancis.
Uchida berangkat dari Bandara Narita, Tokyo, pada Jumat (01/07) dan akan menjelajah biara yang terletak di sebuah pulau kecil berbatu pada Selasa (05/07). Uchida akan dibawa mendaki bukit oleh seorang pria yang mengenakan setelah robot, bernama Hybrid Assistive Limb (HAL).
HAL yang ditenagai baterai mampu mendeteksi gerakan otot untuk mengantisipasi dan membantu gerakan tubuh penggunanya. HAL bekerja sebagai kerangka luar yang berfungsi untuk menguatkan kemampuan otot kaki pemakainya, dan dilengkapi sebuah wadah untuk menempatkan muatan. HAL mampu membawa muatan seberat 80 kilogram, cukup kuat untuk membawa Uchida yang beratnya 45 kilogram.
"Saat ini saya tidak bisa berdiri di atas kaki saya kalau tidak dibantu," kata Uchida sebelum berangkat ke Perancis. "Tapi saya tidak akan menyerah dan terus berharap bahwa suatu saat saya bisa berjalan dengan kaki saya sendiri, tak peduli berapa lama waktunya."
HAL awalnya dibuat untuk menolong lansia dalam bergerak dan melakukan pekerjaan manual, dan menjadi alat bantu di rumah sakit untuk menaikkan pasien. HAL berbentuk seluruh badan tengah dikembangkan oleh Profesor Yoshiyuki Sankai dari Universitas Tsukuba. Dirancang untuk menguatkan kedua tangan dan kaki, dengan kemampuan membawa muatan seberat 70 kilogram dalam satu tangan.
Uchida dan tim pendukungnya pernah gagal saat mendaki puncak Breithorn (4.164 m) di Swis pada 2006. Saat itu mereka menggunakan setelan robot versi terdahulu. Dalam misi yang sekarang, Uchida dan tim akan menyusuri jalanan curam dan sempit menuju sebuah biara yang juga bekas benteng. "Saya ingin membuktikan bahwa orang cacat juga bisa mengunjungi tempat bersejarah tanpa mengandalkan fasilitas seperti elevator," pungkas Uchida. (Sumber: Discovery.com)
Penulis | : | |
Editor | : | Yunanto Wiji Utomo |
KOMENTAR