Setelah melakukan studi terhadap sepasang anak kembar yang salah satunya menyandang autisme, sejumlah peneliti menarik hipotesis kalau autisme tidak didominasi oleh faktor genetis saja. Faktor lingkungan mungkin memainkan peranan lebih berarti dalam pembentukan kondisi autistik seseorang. Studi tentang hal ini dilakukan oleh institusi California Autism Twins Study tersebut dilaporkan pada jurnal Archives of General Psychiatry.
Sebenarnya, beberapa studi mengenai autisme pada anak-anak mendapati bahwa ada kemungkinan sebesar 14 persen anak-anak autisme akan memiliki saudara yang menyandang autisme juga. Namun peneliti mencermati bahwa studi-studi itu merupakan gambaran pada anak kembar identik yang berasal dari satu telur.
Analisis final kali ini memasukkan sampel 54 pasang kembar identik dan 138 pasang kembar non-identik yang 80 di antaranya kembar campuran, laki-laki dan perempuan. Analisis ini mengindikasikan lebih dari separuh risiko penyebab autisme dapat dijelaskan dari faktor lingkungan, dan kurang dari 40 persen baru disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika.
"Hasil menunjukkan faktor lingkungan bertanggung jawab dalam 55 persen faktor pengaruh autisme," kata peneliti Joachim Hallmayer dari Stanford University. Lebih lanjut, tuturnya, hipotesis bergantung pada metode-metode penelitian yang lain untuk memperkuat perkiraannya. Pada perhitungan terakhir, kasus autisme pada anak terjadi pada 40 dari setiap 1000 anak. (Sumber: Science Daily)
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR