Hama Wereng yang semakin meluas akhir-akhir ini perlu mendapatkan perhatian khusus dan mendapat tindakan secepatnya agar tidak mengganggu ketahanan pangan nasional.
Saat ini, lebih dari 120 hektare sawah petani di daerah Jawa terserang hama wereng coklat. Serangan ini kian meluas seiring anomali dan penanaman padi yang tidak serentak. Hal ini mengemuka di diskusi "Mencari Solusi Masalah Hama Wereng" di Gedung Pusat UGM, Kamis (28/7).
"Serangan wereng ini akibat kebijakan revolusi hijau di Indonesia, yaitu pemakaian teknologi dalam budi daya pertanian," kata Tri Harjaka, staf pengajar Fakultas Pertanian UGM. "Penggunaan nitrogen dan insektisida menjadi kambing hitam atas peledakan hama wereng coklat ini," jelasnya.
Serangan hama ini, menurut Andi Trisyono yang juga menjadi staf pengajar Fakultas Pertanian UGM, bisa meluas lagi. Siklus hama ini sudah mengalami naik-turun sejak 1986. Tahun 1999 hawa wereng pernah meluas dan mengalami penurunan, namun di tahun 2004 dan 2005, penyebaran besar-besaran kembali terjadi. "Di 2011 ini akhirnya hama ini muncul kembali," kata Andi.
Andi menekankan bahwa penanganan memang harus dilakukan sesegera mungkin agar tidak mengganggu ketahanan pangan. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah indentifikasi secepatnya terhadap petak-petak sawah untuk mencegah membludaknya serangan wereng. Sementara itu, solusi lain adalah penerapan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan konsep Education for Sustainable Development (EFSD).
KOMENTAR