Warga korban erupsi Merapi memperingati Hari Kemerdekaan ke-66 Republik Indonesia di tengah Sungai Gendol yang mengering akibat banjir lahar. Mereka juga menggelar lomba memanjat tanggul Sungai Gendol pada Rabu (17/8).
"Konsep upacara bendera di Sungai Gendol dilakukan untuk mengenang kembali peristiwa 5 November 2010 tentang erupsi terakhir Merapi yang disertai lahar dingin yang mengarah ke Sungai Gendol," kata Priyo Utomo , Ketua Badan Permusyawaratan Desa Argumulyo.
Priyo berharap semangat kemerdekaan ini dapat membangkitkan kembali semangat warga untuk membangun kembali Sungai Gendol. Banyak sawah yang tertimbun material dan harus ditangani agar warga dapat memperoleh mata pencaharian seperti semula.
"Ada tiga pilar dari kemerdekaan RI yang dapat menjadi cambuk semangat warga erupsi merapi. Pilar ini meliputi perjuangan tinggi, semangat juang dan pengorbanan, serta sikap gotong royong. Harapannya, pilar gotong royong menjadi pilar utama untuk membangun daerah yang terkena erupsi Merapi," ungkap Priyo usai memberikan pidato upacara.
Sementara itu, upacara bendera ini semakin menarik dengan adanya pembacaan puisi Pesan Bumi serta lomba panjat tanggul Sungai Gendol. Panitia Penyelenggara Ridwan Nur Salim menambahkan, "Tujuan lomba panjat tanggul adalah mengingatkan pemerintah bahwa tanggul sudah dalam keadaan darurat. Posisi tanggul sudah berada di atas pemukiman penduduk, sehingga rawan longsor dan memudahkan untuk merusak pemukiman."
Lomba panjat tanggul memang terlihat menarik dan memberi semangat bagi warga. Bahkan salah satu wargai Dusun Brongkol, Sri Purwaningsih (56) mengaku sangat antusias untuk mengikuti peringatan kemerdekaan RI kali ini. “Upacara ini memang mengingatkan saya pada peristiwa erupsi Merapi. Dengan upacara ini justu menumbuhkan semangat untuk menyuburkan tanah kembali,” katanya.
REKOMENDASI HARI INI
Bukan Sekadar Tren, Resolusi Tahun Baru Bertahan selama Ribuan Tahun
KOMENTAR