Perubahan iklim, penyebaran zat kimia berbahaya di laut yang disertai oleh penangkapan ikan berlebih, pembangunan di kawasan pesisir pantai, dan juga polusi, akan menghancurkan terumbu karang setidaknya dalam waktu 30 tahun ke depan.
Sebagai gambaran, bleaching, atau kasus memutihnya terumbu karang dari aslinya yang berwarna warni cerah akibat perubahan iklim yang terjadi di Samudera India pada tahun 1998 lalu telah menghancurkan 16 persen terumbu karang dunia dalam waktu beberapa pekan saja.
“Kita telah menghapus banyak spesies dalam beberapa tahun belakangan. Namun kali ini, untuk pertama kalinya kita akan benar-benar mengeliminasi seluruh ekosistem,” sebut Peter Sale, ekolog kelautan dari United Nations University dalam bukunya Our Dying Planet: An Ecologist’s View of the Crisis We Face yang baru dipublikasikan.
Meski hanya menguasai luas sebesar 0,1 persen dari seluruh kawasan samudera, namun terumbu karang merupakan bagian yang sangat penting karena keanekaragaman mereka yang sangat luar biasa, jauh lebih kaya dibandingkan dengan keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan.
Sayangnya, terumbu karang juga sangat ringkih, dan sedikit pun perubahan yang terjadi di samudera akan menyebabkan ganggang yang merupakan makanan karang tersebut menjadi musnah. Dan meski ada mikroorganisme karang kecil yang mampu bertahan akibat kehancuran total terumbu karang, hilangnya terumbu karang seringkali menjadi sinyal akan timbulnya kejadian pemusnahan massal. “Hilangnya spesies yang saat ini terjadi dalam berbagai sisi sama dengan kejadian pemusnahan massal yang terjadi di masa lalu,” ucap Sale. (Sumber: Newser)
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR