Kementerian Negara Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan pemanfaatan energi listrik hibrid dari hasil potensi energi angin dan energi panas matahari di Pantai Pandansimo, Bantul, Yogyakarta. Bahkan saat ini sudah terpasang 35 unit turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter.
Anggota tim peneliti Rahmawan Budiarto mengatakan, pemanfaatan teknologi adalah untuk mewujudkan pemanfaatan sumber energi terbarukan. “Meski masih percontohan, teknologi ini mendukung aktivitas semangat konservasi lingkungan dan produksi teknologi untuk pengelolaan energi berbasis sumber daya lokal,” ujar pengajar teknik fisika Fakultas Teknik UGM ini.
Pemilihan Pantai Pandansimo, lanjutnya, dikarenakan potensi sumber daya angin laut dan angin darat di sana memiliki kecepatan rata-rata 3-4 meter/detik dengan intensitas sinar matahari yang besar dan tetap. “Kekuatan kecepatan angin di Pandansimo termasuk rendah sehingga dikombinasikan dengan energi sel surya. Dari keduanya, setiap hari hasilkan 130 kW,” katanya.
Sementara itu, instalasi turbin dan sel surya yang telah terpasang akhir tahun lalu telah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pantai khususnya dalam pengembangan ekonomi.
Produksi listrik sebesar 130 kW digunakan nelayan untuk produksi es balok. Rahmawan menambahkan, pihaknya kini tengah meneliti dan mengembangkan bengkel produksi turbin kincir angin yang sesuai dengan kondisi kekuatan angin di lokasi berbagai daerah. “Ke depan, kita harapkan semuanya bisa dibuat oleh masyarakat lokal,” katanya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR