Ketika dirilis, Immodest Acts memicu kontroversi pada penggunaan kata lesbian saat dua wanita berada dalam hubungan romantis atau seksual yang tak terduga. Karena kehidupan Carlini telah didokumentasikan oleh inkuisitor gerejawi laki-laki yang melawannya, sulit untuk memisahkan fiksi dan fakta.
Akan tetapi bagi Brown, yang menulis tentang wanita yang sering dilupakan sejarah, penting untuk membuka pertanyaan tentang seks di antara wanita. Tujuannya, untuk menceritakan kisah yang sering ditinggalkan dari narasi sejarah.
Carlini lahir pada 1590 dari keluarga menengah dari Vellano, sebuah desa pegunungan di Italia. Carlini dan ibunya hampir meninggal saat melahirkan. Namun doa dari ayahnya diyakini menyelamatkan mereka. Dia diberi nama Benedetta—diberkati—nama yang menandakan kehidupan religiusnya di masa depan.
Baca Juga: Kisah Perselingkuhan Lancelot dan Guinevere dalam Legenda Arthurian
Ada sebuah hal umum yang terjadi untuk menghindari mas kawin yang mahal dan mengamankan keselamatan seorang wanita muda saat itu: Sebanyak sepuluh persen dari populasi wanita dewasa tinggal di biara, tulis Brown di artikel jurnal Lesbian Sexuality in Renaissance Italy: The Case of Sister Benedetta Carlini.
Kesan biara nampak seperti penjara, namun sejarawan E. Ann Matter, yang berfokus pada studi Kekristenan di abad pertengahan dan moderen awal, mengatakan pada sebuah wawancara. "Seluruh pandangan biara menjadi penjara menurut saya benar-benar dilebih-lebihkan. Kehidupan monastik adalah kehidupan yang sangat moderat."
Biarawati sering mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada wanita sekuler pada masa itu, termasuk belajar membaca dan menulis. Brian Levack, seorang profesor emeritus di University of Texas, yang fokus pada penelitian sihir mengatakan bahwa pendidikan ini memungkinkan mereka untuk membaca kasus tentang kerasukan.
Hal ini bertepatan dengan kemampuan Carlini, yang muncul sejak usia muda. Menurut kisah, dia bisa menakuti seekor anjing hitam dan memerintahkan burung bulbul untuk bernyanyi. Kemampuan Carlini juga terungkap ketika ia berada di Pescia saat patung Perawan Maria dengan sendirinya jatuh ke arahnya saat sedang berdoa.
Baca Juga: Simbol-simbol Relief Gereja Puh Sarang dalam Bingkai Hindu-Jawa
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR