Dewan Taman Nasional Afrika Selatan mengumumkan, para pemburu liar telah membunuh 405 ekor badak di negeri itu sejak awal tahun 2011. “Jumlah pembunuhan badak naik sekitar 21,6 persen dari 333 kasus yang terjadi sepanjang tahun sebelumnya,” sebut keterangan resmi South African National Parks (SANparks)
Pembunuhan badak sendiri melonjak sangat pesat dari angka 13 ekor pada tahun 2007 karena pemburu mengincar cula badak yang sebenarnya terbuat dari bahan yang sama dengan kuku manusia.
Cula badak sendiri sangat populer di industri medis Asia, khususnya di China dan Vietnam. Di mana para pelaku meyakini bahwa cula itu bisa menyembuhkan kanker meski dari penelitian ilmiah, terbukti bahwa cula badak tidak memberikan efek positif bagi penderita penyakit itu.
Akibat tingginya permintaan cula badak tersebut, Convention on International Trade in Endangered Species mencatat, harga komoditi tersebut telah melejit dan memecahkan rekor yakni hingga US$500 ribu atau sekitar Rp4,5 miliar untuk cula badak berukuran besar.
Untuk itu, lembaga konservasi tersebut telah bertindak cepat dengan menerjunkan pasukan untuk memerangi para pemburu. Dari sisi pelaku, SANparks menyebutkan, pihak berwajib telah menangkap 210 orang yang melakukan pemburuan liar badak pada 2011. Angkanya naik dari 165 pelaku di tahun 2010.
Meski begitu, pihak berwajib mengalami kesulitan untuk menghentikan tindakan para sindikat pemburu yang menggunakan helikopter, perlengkapan berburu malam hari serta senapan jarak jauh. (Sumber: Agence France-Presse)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR