Filipina kembali dilanda badai tropis. Kali ini negara kepulauan itu dilanda Badai Washi sejak Jumat (16/12) dan menyebabkan kehancuran terparah di dua kota, Iligan dan Cagayan de Oro.
Menurut Palang Merah Nasional Filipina (PNRC) diperkirakan 652 orang tewas di delapan provinsi di wilayah selatan Mindanao. Ini belum ditambah jumlah orang yang hilang saat Washi menyebabkan banjir di beberapa wilayah."Kantor kami penuh dengan permintaan tolong dari masyarakat yang kehilangan orang tua, anak, atau kerabat lainnya," ujar Sekretaris Umum PNRC, Gwendolyn Pang.
Washi, atau lebih dikenal dengan nama lokal Sendong, bukan sekali menyinggahi wilayah Asia Tenggara. Sebelumnya di tahun 2005, Washi juga pernah menerpa wilayah dekat Nam Dinh, Vietnam, setelah lebih dulu menyentuh wilayah Hainan, China. Saat itu Washi, yang diambil dari bahasa Jepang untuk rasi bintang Aquila, berkecepatan 85km/jam dengan durasi mulai 29 Juli-31 Juli 2005.
Tahun ini, Washi mulai menyentuh Filipina melewati Mindanao pada Jumat pekan lalu. Di sinilah Washi menunjukkan kedahsyatannya dengan menyebabkan 10 jam hujan lebat tanpa henti yang akhirnya memicu banjir. Masyarakat yang sebelumnya meremehkan kekuatan Washi mulai kalang kabut mencari perlindungan. Kebanyakan mereka yang tewas tidak sempat menyelamatkan diri karena banjir datang di saat mereka terlelap.
PNRC mengumumkan jika Cagayan de Oro menderita korban tewas terbanyak dengan 434 orang. Sedangkan warga yang hilang mencapai 370 orang dari sebelumnya dilaporkan hanya 160 orang. Dari laporan warga yang selamat, air bah datang dengan cepatnya. Hanya dalam tempo satu jam, air naik ke ketinggian 3,3 meter.
Penduduk juga terpaksa naik ke atap rumah masing-masing di tengah terpaan angin berkecepatan 90 km/jam. Setelah badai lewat, dilaporkan 2.000 orang yang diselamatkan dari area banjir. Presiden Filipina Benigno Aquino III dijadwalkan akan segera mengunjungi korban kapan pun di pekan ini.
"Kami akan memastikan jika pemerintah lokal dan nasional berkoordinasi dengan baik agar bantuan dari pemerintah bisa sampai ke korban banjir. Jika ini semua sudah diselesaikan, maka Presiden akan berangkat ke sana," demikian ujar juru bicara Kepresidenan Filipina, Abigail Valte.
Bantuan internasional juga sudah mulai berdatangan, seperti dari China yang menyumbang US$10 ribu (Rp90 juta-an). Serta tawaran bantuan dari Amerika Serikat dan Inggris. (Sumber:The Daily Mail, The Manila Times)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR