Sejumlah imigran tewas saat kapal yang mereka tumpangi tenggelam di Perairan Prigi. Watu, Limo, Trenggalek, Jawa timur, Sabtu (17/12). Diperkirakan ada 218-248 orang dalam kapal yang bergerak secara ilegal membawa imigran asal Iran, Irak dan Afghanistan itu.
Perahu mereka rusak setelah diterjang gelombang tinggi di laut sekitar 90 km atau 55 mil ke laut. Hingga Rabu (21/12) masih ditemukan sembilan mayat di perairan Banyuwangi. Ini menambah daftar korban tewas sebanyak 13 orang yang sudah ditemukan tim Search and Rescue (SAR).
Dengan demikian dari sekitar 200 lebih imigran, hingga saat ini baru ditemukan 47 orang dalam kondisi selamat. Lainnya, masih hilang. Kejadian ini mendatangkan keprihatinan dari badan PBB yang mengurus pengungsi, UNHCR. Rencananya, perwakilan UNHCR yang ada di Indonesia akan mendatangi korban selamat di Trenggalek.
"Untuk mengetahui apa saja kebutuhan mereka (pengungsi) kami berencana mendatangkan petugas perlindungan UNHCR pada 22 Desember (besok)," ujar juru bicara UNHCR di Indonesia, Mitra Salima Suryono, dalam surelnya pada National Geographic, Rabu (21/12).
"Kami juga ingin mengetahui apakah ada bagian dari kelompok itu yang menjadi pusat perhatian kami, yakni orang yang mencari suaka di Indonesia."
Jika memang nantinya petugas ini menemukan para pencari suaka, ujar Mitra lagi, maka akan dibantu untuk mencari perlindungan di negara dunia ketiga. UNHCR juga bersedia membantu Pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah pengungsi ini hingga mereka bisa berdiri sendiri di negara pelindungnya.
"Kami juga akan membantu para pencari suaka dan pengungsi yang dengan suka rela memutuskan pulang kembali ke negara mereka," ujar Mitra.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR