Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il, dinyatakan wafat oleh pihak militer setempat, Senin (19/12). Putra Kim Il Sung itu meninggal dunia pada Sabtu (17/12) di usia 69 tahun saat perjalanan dinas menggunakan kereta.
Namun, pihak Korea Selatan yang secara teknis masih musuh Korut, mengeluarkan dua pernyataan yang berbeda dari pihak Badan Intelejen Korea Selatan (NIS) dan kubu militer. Mereka tadinya tidak sepakat apakah kereta yang digunakan Kim meninggalkan stasiun Yongsung di Pyongyang.
Ketika fakta ini terkuak oleh media setempat, pihak militer mengubah pernyataannya dan akhirnya setuju menyebut jika kereta tersebut memang tidak pernah pergi. "Hanya ada satu sumber informasi yang dibagi bersama pihak Korsel, Amerika Serikat, militer, dan NIS. Pihak militer dan NIS berbagai informasi yang dibutuhkan dan bertemu setiap hari sehingga tidak ada perbedaan pandangan," demikian ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok.
Sumber militer dari Korsel menyatakan jika sebenarnya ada kesalahpahaman antara pihak NIS dengan intel militer. Mereka bisa mengambil keputusan soal kereta ini ketika menganalisa foto-foto satelit kereta Kim di stasiun Yongsung.
Sumber itu menyatakan jika ada tiga kereta yang biasanya digunakan Kim untuk kepentingan resmi. Dua kereta akan bergerak bersamaan untuk mencegah serangan teror. Sedangkan kereta ketiga bertindak sebagai kereta cadangan.
"Dari yang saya tahu, keberadaan satu dari tiga kereta itu masih belum jelas antara hari Jumat dan Minggu. Pihak NIS lebih fokus mengamati kereta yang masih terlihat, sedangkan pihak militer masih mempertimbangkan semua kereta yang ada. Inilah yang menimbulkan perbedaan pandangan," ujar si sumber yang tak disebut namanya.
Tapi, entah kenapa, pihak militer dan NIS akhirnya sepakat menyimpulkan jika tidak ada satu pun kereta yang bergerak. "Mungkin pihak militer dan NIS membentuk opini berbeda dalam menganalisa data," kata seorang pejabat Korsel yang juga tak disebut namanya. "Dan ketika laporan media memberitakan perbedaan ini sebagai konflik, pihak militer mencoba menjernihkan masalahnya."
Posisi Kim Jong Il saat ini sudah diganti oleh anaknya, Kim Jong Un. Sebagai pemimpin tertinggi militer yang baru, Kim muda sudah memerintahkan penghentian latihan tentara di lapangan dan kembali ke barak. Ia juga dilaporkan memerintahkan pengamanan perbatasan agar tidak ada warga Korut yang memanfaatkan kondisi negara yang tengah goyah untuk membelot. (Sumber: The Cholsunilbo)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR