34 dari 99 paus Long-Finned Pilot (Globicephala melas) mati setelah terdampar di perairan dangkal Farewell Spit, Golden Bay, Selandia Baru sejak Senin malam (23/1).
Regu penyelamat sudah berusaha membawa paus yang selamat ke perairan dalam ketika air pasang cukup tinggi terjadi pada Selasa pagi (24/1). Namun, sekitar pukul 13:45 waktu setempat, paus-paus ini kembali terdampar lagi.
"Kami mencoba mendorong mereka ke perairan lebih dalam, tapi mereka tak mau bergerak," demikian ujar Manajer Departemen Konservasi Golden Bay, John Mason. "Mereka hanya bergelung bersama dan tidak menunjukkan kecenderungan untuk bergerak selain dari empat hingga 500 meter ke pantai."
Laporan awal menyebut jika hanya 22 paus yang mati. Namun, 12 paus lain akhirnya mati di malam hari. Usaha untuk mengembalikan mereka juga ikut dilakukan sebuah organisasi penyayang paus di Selandia Baru, Project Jonah. Selain itu juga ada masyarakat umum yang datang dari Australia dan Auckland yang secara sukarela melibatkan diri untuk menyelamatkan paus-paus ini
Tapi usaha mereka harus terhenti di malam hari karena kurangnya pencahayaan dan gelombang pasang air laut. Kondisi ini dianggap Chief Executive Project Jonah, Kimberly Muncaster, terlalu berbahaya. Dia dan timnya tadinya juga berharap agar paus-paus ini bisa bergerak sendiri ke laut lepas ketika air pasang tinggi pada pukul 11.00 malam waktu setempat.
Beberapa paus bisa menyelamatkan diri. Ditambah lagi dengan 17 paus yang dibantu diselamatkan dan bisa kembali ke laut. Tadinya diperkirakan hanya tersisa 39 paus yang terdampar, namun satu paus lagi ditemukan di siang hari menjadikan 40 paus yang menunggu diselamatkan.
"Kami sudah berusaha keras membuat mereka berenang lagi, tapi mereka memilih tidak mau pergi. Mengecewakan memang, tapi kami akan terus berusaha dan mudah-mudahan mereka mau pergi," kata Mason lagi.
(Sumber: Sky News, International Bussines Time)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR