Bangsa Mesir Kuno memang dikenal dengan pengawetan mayat dengan cara dibalsem. Seluruh organ tubuh diawetkan dengan harapan akan bisa kembali terpakai di akhirat.
Hal yang sama juga mereka praktekkan dalam pengawetan burung ibis. Namun, bukan cuma tubuh si burung yang diawetkan, tapi isi perutnya juga diperhatikan. Dalam penemuan terakhir, perut mumi burung ibis ternyata juga diisi dengan makanan. Tujuannya agar si burung, yang merupakan bagian dari tumbal untuk Dewa Thoth, tidak kelaparan di akhirat nanti.
Hal ini diketahui setelah Andrew Wade dan beberapa koleganya dari University of Western Ontario, London, Kanada, menggunakan CT scan untuk melihat isi tubuh dua mumi burung ibis. Dari situ diketahui juga proses pembalseman membuat organ tubuh si burung dipindahkan.
Mengacu pada proses mumi untuk manusia, bangsa Mesir Kuno sering kali mengambil kemudian membalsem paru-paru dan organ pencernaan sebelum akhirnya ditempatkan kembali dalam tubuh. Para ahli mengira ini dilakukan agar organ-organ tersebut bisa digunkan kembali di 'kehidupan selanjutnya'.
Atas dasar ini, disimpulkan pula jika bangsa Mesir Kuno percaya jika burung ibis ini akan kembali terbang di akhirat. "Ini menunjukkan adanya penyediaan sumber makanan untuk si burung di akhirat," kata Wade dilansir dari Journal of Archaeological Science, edisi Januari 2012.
"Sekaligus mendukung pemikiran jika isi tubuh (burung) ibis dan manusia akan digunakan kembali seperti layaknya saat mereka masih hidup." (Sumber: News Scientist)
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR