Karakteristik manusia ternyata bisa dibaca dari jari-jemarinya, dan dijelaskan secara logis melalui penelitian ilmiah.
Para peneliti dari University of Vienna mengungkap, perbandingan panjang jari telunjuk dengan jari manis -- disebut rasio dijit (digit ratio) -- pada seorang anak laki-laki, menunjukkan kadar paparan testoteron sebelum mereka lahir. Kadar testoteron ini bahkan mempengaruhi tingkat "kelaki-lakian" wajah anak, bahkan sebelum mereka masuk masa pubertas.
Saat bayi masih dalam kandungan, hormon testoteron tampaknya mempengaruhi apa yang para peneliti sebut sebagai "efek pengorganisasian" pada wajah. Efek ini ikut mempengaruhi perkembangan wajah dan bagian tubuh lainnya termasuk organ seksual dan juga jari. Itu berarti peneliti dapat menggunakan rasio dijit sebagai ukuran paparan testoteron sebelum lahir, yang berasal dari ibu dan juga bayi yang sedang tumbuh.
Rasio rendah, ditandai dengan jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis, mengindikasikan tingginya kadar testoteron, sedangkan sebaliknya disebut sebagai rasio tinggi.
Penelitian sebelumnya terkait rasio dijit pada wajah laki-laki dewasa menunjukkan bahwa makin rendah rasio (yang artinya kadar testoteronnya tinggi) makin "laki-laki" wajahnya. Karakteristik wajah tersebut sudah tampak sebelum masa puber, mengingat saat prapubertas anak laki-laki yang rasio dijitnya rendah telah menunjukkan karakteristik wajah yang maskulin.
Penelitian dilakukan pada 17 anak laki-laki usia empat sampai 11 tahun. Panjang jari mereka diukur dan wajah mereka difoto. Foto-foto tersebut kemudian didigitalisasi dengan menandai 70 titik pengukuran untuk membandingkan bentuk wajah.
Dengan menganalisa data di komputer, para peneliti kemudian dapat melihat bagian mana dari wajah yang berhubungan dengan rasio dijit, dan seberapa kuat keterkaitannya.
Hasilnya, kadar testoteron sebelum lahir berpengaruh 15 persen terhadap variasi bentuk wajah. Rasio yang rendah berhubungan dengan wajah yang maskulin dengan rahang yang lebih kokoh dan mata yang lebih kecil, dan hal itu tampak bahkan sebelum pubertas. Sementara anak laki-laki dengan rasi dijit yang lebih tinggi punya dagu yang lebih kecil dan dahi serta mata yang lebih besar.
"Keseluruhan pola bentuk yang berhubungan dengan rasio tinggi dan rendah pada anak laki-laki sangat mirip dengan pola bentuk yang ditemukan pada laki-laki dewasa," kata Sonja Windhanger, ahli antropologi dari University of Vienna.
"Dalam penelitian yang masih berlangsung, kami mengumpulkan data kedewasaan untuk dibandingkan dengan magnitudo perbedaan bentuk yang terkait dengan 2D:4D (rasio jari telunjuk/jari manis) sebelum dan setelah pubertas," kata Sonja. (Sumber: LiveScience).
KOMENTAR