Dari analisa terhadap data selama 40 tahun terakhir, peneliti mendapati bahwa spesies angsa justru akan mendapatkan keuntungan dari pemanasan global. Tak hanya satu, tetapi ada dua keuntungan yang akan mereka dapatkan.
Saat suhu Bumi memanas, kawasan tempat mereka mencari makan akan semakin meluas ke arah utara. Selain itu, mereka juga akan menikmati hari bebas salju sekitar tiga hari lebih banyak dibandingkan dengan sebelum tahun 1940-an.
Ini berarti, angsa yang sempat hampir punah di tahun 1800-an lalu punya waktu lebih banyak untuk makan dan mempersiapkan cadangan lemak di tubuh sebelum berangkat menempuh penerbangan migrasi jarak jauh ke kawasan barat laut Pasifik. Artinya, peluang mereka untuk selamat juga semakin besar.
“Angsa telah melalui satu atau dua zaman es. Jadi, perubahan iklim yang sedang kita alami ini bukanlah hal yang baru bagi mereka,” kata James King, biolog yang sempat bertugas di US Fish and Wildlife Service, Alaska, Amerika Serikat.
Setelah mempelajari perilaku angsa selama 50 tahun terakhir, King yakin bahwa angsa tahu bagaimana cara mengatasi perubahan iklim. “Dalam sejarah, mereka telah menemukan cara-cara untuk mengatasi cuaca dingin dengan bersarang di dekat sumber mata air panas. Ini mampu memperpanjang musim berkembang biak mereka,” ucapnya.
“Tentunya akan ada beberapa spesies hewan yang mampu bertahan terhadap perubahan pada musim panas dan musim dingin,” kata Paul Curtis, Extension Wildlife Specialist, Cornell University. “Namun demikian, sulit memastikan apakah angsa mampu bertahan dalam jangka panjang, misalnya saat kolam tempat tinggal mereka sudah mengering,” ucapnya. (Sumber: Scientific American)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR