Ilmu Geofisika berperan dalam membantu eksplorasi sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi. Termasuk bahan tambang yang berada di kedalaman sepuluh kilometer di bawah permukaan bumi. Oleh karenanya, penerapan ilmu ini membutuhkan penguasaan teknologi dan informasi yang tinggi serta SDM yang berkualitas.
"Geofisika mirip dengan mempelajari dan menerjemahkan pesan alam yang disampaikan melalui bahasa fisika seperti bahasa getaran, elektromagnetik, resistivitas, gaya berat, magnetik, suhu dan radiometri ke bahasa manusia,” kata Sismanto dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM di ruang Balai Senat, Yogyakarta, Selasa (28/2).
Informasi kandungan bawah permukaan bumi diukur dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan parameter yang akan diamati. Dalam setiap pengukuran suatu besaran fisika dan semua pengaruh medium bumi masuk ke dalam alat ukur untuk dilakukan pemrosesan data secara seksama. “Obyek yang akan dikaji adalah sinyal,” ungkapnya.
Menurut Sismanto, seorang geofisikawan cukup mendengar dan merekam saja apa kata alam melalui bahasa fisika. Bila ia mampu mendengar dan merekam, memproses serta memahami makna pesan tersebut maka ia akan memperoleh banyak informasi yang disampaikan oleh alam.
Geofisikawan juga perlu menguasai sensor dan instrumentasi perekaman yang menangkap pesan hingga pemodelan dan interpretasi untuk menerjemahkan.
"Untuk dapat mendengar sampai menerjemahkan pesan alam tersebut melalui bahasa fisika, diperlukan sarana dan teknologi yang tepat sehingga keakuratan pesan tadi dapat diterjemahkan dengan benar," tambahnya.
Di lapangan, ujar Sismanto lagi, geofisikawan melakukan berbagai metode geofisika untuk mengetahui kandungan sumberdaya alam yang meliputi: pertama, metode kelistrikan (geolistrik) untuk mengetahui variasi resistivitas batuan. Kedua, metode kemagnetan yang bertujuan mengetahui variasi kerentanan magnet batuan.
Ketiga, menggunakan metode gaya berat gravitasi yang digunakan untuk mendapatkan variasi cepat rambat gelombang di dalam batuan. Keempat, menggunakan metode termometri untuk mengetahui variasi konduktivitas panas batuan. Dan kelima metode radioaktivitas untuk kandungan bahan radioaktif dalam batuan.
“Hasil analisis dan interpretasi data metode fisika tersebut digunakan untuk mengungkap struktur dan karakter medium di bawah permukaan bumi,” kata Sismanto lagi.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR