Perempuan memegang peranan penting dalam penyelamatan keanekaragaman hayati, karena perempuan yang menentukan pemilihan ragam pangan dalam skala rumah tangga.
Selain itu perempuan juga berperan besar dalam ketahanan pangan dalam lingkup keluarga. Alasan ini sudah cukup menjadi landasan bagi Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Indonesia untuk memberi penghargaan pada kaum perempuan di ajang KEHATI Award 2012.
Dengan tema "Keanekaragaman Hayati, Perempuan, dan Ketahanan Pangan," kaum perempuan berjaya dalam ajang penghargaan yang berlangsung di Gedung Usmar Ismail, Jakarta, Rabu (29/2).
Dari enam kategori yang diperlombakan, kaum perempuan berhasil memenangi dua di antaranya. Yakni dalam kategori Prakarsa Lestari Kehati yang dimenangkan oleh petani asal Flores, Nusa Tenggara Timur, Maria Loretta. Ia berjasa dalam melestarikan sumber daya pangan lokal seperti sorgum, jelai, dan beras hitam.
Sedangkan dalam kategori Peduli Lestari Kehati berhasil disabet Kelompok Putri Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai Gianyar, Bali. Mereka dianggap mampu memberdayakan komunitas lokal, khususnya perempuan, untuk melestarikan tanaman obat, tanaman upacara, dan tanaman langka.
"Penghargaan ini berbeda dari Academy Award yang ada di Hollywood. Karena yang dibicarakan keberlangsungan kehidupan," ujar Emil Salim, cendikiawan sekaligus salah satu pendiri Yayasan KEHATI dalam sambutannya. Ketahanan pangan sengaja diambil sebagai tema, menurut Emil, karena itu jadi kunci mengatasi ketidakseimbangan manusia yang bertambah di atas Bumi yang tidak membesar.
Kategori lain diraih Krido Suprayitno, Camat Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Krido berhasil membina warga di Kecamatan Turi dan Berbah untuk pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati. Untuk itu, ia dianggap berhak memenangi kategori Pendorong Lestari Kehati.
Dua kategori lain yakni Cipta Lestari Kehati dan Tunas Lestari Kehati berhasil direbut Green Community Universitas Semarang dan SMAN 3 Denpasar, Bali. Namun, untuk kategori Citra Lestari Kehati, yang harusnya disematkan untuk media massa atau seniman, diputuskan dewan juri tidak ada pemenangnya.
"Penghargaan ini mencoba membangkitkan kesadaran masyarakat, karena memperbaiki lingkungan itu tidak pernah mudah. Penghargaan ini untuk orang-orang yang punya kepedulian tinggi pada lingkungan tanpa bantuan siapa pun," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan KEHATI Ismid Hadad.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR