Wanita yang baru saja berovulasi lebih baik dalam mendeteksi ular dibandingkan dengan pada waktu lain dalam siklus menstruasi. Temuan ini merupakan kesimpulan yang didapat dari sebuah studi yang dilakukan oleh Nabuo Masataka, peneliti dari Kyoto University, Jepang, terhadap 60 orang wanita sehat di usia produktif, pada tiga fase yang berbeda dalam siklus mereka.
Temuan ini sekaligus membuka peluang untuk mempelajari kemampuan refleks manusia untuk mempertahankan diri. Dalam studi, responden ditunjukkan sembilan buah gambar, salah satunya adalah gambar yang mengandung ular yang berada di antara bunga-bungaan. Adapun gambar-gambar lainnya hanyalah gambar bunga-bungaan, tanpa ada ularnya. Responden diuji untuk diketahui seberapa cepat mereka mampu mendeteksi ular tersebut.
Ternyata, wanita lebih cepat mendeteksi ular saat mereka berada dalam fase yang disebut dengan luteal phase dalam siklus menstruasi mereka. Fase ini merupakan tahap sesaat setelah terjadinya ovulasi. Di antara para wanita, refleks ini tampaknya terpengaruh oleh level hormon pada masa-masa mereka bisa menjadi hamil dan juga lebih protektif terhadap embrio mereka.
“Kemampuan ini bisa jadi berkontribusi terhadap kemampuan wanita untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap stimulus ancaman terhadap diri mereka pada masa-masa yang memungkinkan mereka mengalami kehamilan,” kata Masataka.
Masataka yakin, hasil studi ini juga memperkuat teori bahwa kita memiliki apa yang disebut sebagai fear reflex atau sebuah respons bawaan terhadap sinyal-sinyal ancaman seperti ular yang berpotensi berbahaya tersebut.
Dalam studi-studi terdahulu, ditemukan bahwa kemampuan ini juga hadir pada anak bayi yang berusia hingga delapan bulan, serta pada primata lain, non manusia. Temuan Masataka ini sendiri dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, Inggris. (Sumber: Live Science)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR