Sebuah tim peneliti asal China berhasil menemukan fosil kutu raksasa sebesar 20 milimeter. Ukuran ini jauh lebih besar dibanding ukuran kutu saat ini yang hanya satu hingga tiga milimeter.
Kutu seukuran uang koin Rp50 seri 1999 itu ditemukan di dua lokasi, di biota Middle Jurassic Daohugou dan di biota Early Cretaceous Jehol di kota Beipiao, Liaoning, China. Kutu ini diperkirakan mengisap darah dinosaurus yang hidup sekitar 160 juta tahun lalu.
Penemuan ini dijabarkan dalam sebuah makalah berjudul Diverse Transitional Giant Fleas from the Mesozoic Era of China yang dipublikasikan oleh Nature, Maret 2012. Penemunya, Huang Diying, bekerjasama dengan beberapa rekan dari Nanjing Institute of Geology and Paleontology of Chinese Academy of Sciences.
Dalam beberapa tahun ini, Huang dan timnya berjasil menemukan sembilan fosil kutu raksasa di biota Middle Jurassic Daohugou dan di Early Cretaceous Jehol. Penemuan ini sekaligus jadi jejak sempurna untuk bisa menelusuri keberadaan kutu di era Mesozoic. Selain itu, fosil ini juga memberi gambaran baru mengenai evolusi dari kutu dan adaptasi dari hewan yang menjadi inangnya.
Evolusi tersebut, dikatakan oleh Huang, membuat bentuk tubuh kutu raksasa ini berbeda dengan kutu masa kini. Morfologi yang berbeda ini juga mengindikasikan jika inang mereka adalah reptil berbulu. "Kutu kuno memiliki bulu yang kaku, cakar kuku lebih kuat, dan bisa mengalirkan darah lebih lama. Membuat mereka bisa menyedot darah dari dinosaurus," kata Huang.
Namun, kutu rakasasa ini memiliki kekurangan dibanding anak cucu mereka saat ini. "Kutu kuno tak bisa melompat, tapi mereka merangkak menuju ke (tubuh) inang," ujar Huang.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR