Anak-anak di Indonesia sangat peduli dengan mengidolakan pesepakbola. Entah dari mana asal si pesepakbola tersebut, ia akan jadi panutan bagi si anak. Melihat kaitan erat antara sepakbola dengan anak Indonesia, dijalinlah kerjasama antara pemerintah Inggris dengan Indonesia melalui program Premier Skills.
Program ini bertujuan membuat anak-anak muda tertarik dengan sepak bola dan memadukannya pendidikan. "Selama ini, kami telah menjalankan program tersebut di Inggris yang melibatkan anak-anak jalanan," demikian ujar CEO Premier League atau biasa dikenal dengan Liga Inggris, Richard Scudamore, dalam kunjungan ke SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Kamis pagi (12/4).
Dalam program ini, pihak pemerintah Inggris diwakili organisasi internasional untuk pendidikan dan kebudayaan, British Council. Diharapkan Scudamore, program ini nantinya bisa mengurangi tingkat kriminalitas di jalanan.
Dalam acara kunjungan itu pula dilibatkan 15 anak jalanan dan 15 anak SDN Cideng 02 usia 10-11 tahun. Mereka melakukan enam olahraga yang terbagi atas tiga olahraga lokal dan tiga olahraga internasional. Salah satu permainan tradisional yang dimainkan adalah galasin. Sedangkan olahraga asing yang terlihat asyik mereka praktekkan adalah Mandodo Mansika dari Afrika.
Permainan ini mirip permainan kriket yang populer di India, Inggris, dan Australia. Di mana satu pihak mencoba menjatuhkan botol milik lawannya menggunakan bola berwarna. "Kedatangan Scudamore bukan hanya untuk membagikan ilmu sepakbola secara bisnis dan prestasi, tapi dari program ini kami juga berusaha mengenalkan pada anak-anak agar mengenali permainan dari negeri sendiri," kata Marketing dan Communication manager British Council, Dewi Suciati.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR